London (ANTARA News) - Pemegang gelar Chelsea dan juara Liga Premier Manchester United mengalami kekalahan mengejutkan dalam perempatfinal Piala FA, Sabtu, dalam salah satu dari hari paling dramatis dalam sejarah kompetisi tersebut belakangan ini. Reuters melaporkan, Chelsea kalah 0-1 dari tim Championship (divisi dua) Barnsley, yang mencapai empat besar untuk pertamakalinya selama hampir 100 tahun berkat sundulan dari striker Kayode Odejayi pada menit ke-66. Sebelumnya, Portsmouth menang 1-0 di Old Trafford saat tendangan penalti dari pemain asal Ghana Sulley Muntari pada babak kedua memastikan kemenangan pertama mereka di United selama 51 tahun. Setelah bertahun-tahun didominasi oleh klub Inggris yang dijuluki empat besar sejak 1996, tahun ini Piala FA menghasilkan sejumlah kemenangan mempesona dan kemungkinan tim di luar Liga Premier dapat memenangi trofi. Perempatfinal Minggu akan menampilkan tim Liga Premier yang terancam degradasi Middlesbrough yang main di kandang sendiri melawan tim Championship Cardiff City dan tim divisi tiga (League One) Bristol Rovers menjamu tim Championship West Bromwich Albion. Pemain asal Nigeria journeyman Odejayi, sebelumnya bersama tim di liga yang lebih rendah Forest Green, adalah pahlawan bagi Barnsley di lapangan Oakwell yang tidak rata. Ia sudah beberapa kali menyulitkan kapten Chelsea John Terry sebelum melewati kiper Carlo Cudicini untuk menyundulkan satu-satunya gol. Chelsea melancarkan gelombang serangan berbahaya pada menit-menit terakhir dengan tembakan Terry yang terlalu tinggi dan beberapa usaha dapat ditahan. Namun tim tuan rumah bertahan untuk mencetuskan perayaan yang liar. "Saya sangat gembira, saya tidak percaya," kata manajer Barnsley Simon pada BBC. "Semua orang mengira kami tidak bisa melakukannya lagi setelah mengalahkan Liverpool (di Anfield pada putaran sebelumnya). Para pemain sangat fantastik. Saya tidak pernah ke Wembley sebelumnya dan begitu pula para pemain." Dua pekan setelah kalah pada final Piala Liga dari Tottenham Hotspur, manajer Chelsea Avram Grant pasti akan terancam. "Salut bagi Barnsley, mereka menunjukkan semangat besar," kata Grant. "Kami tahu tidak mudah untuk bermain bagus di lapangan ini dan kami tidak bisa, terutama pada babak pertama." Hancurkan dan Rebut Portsmouth menghasilkan serangan klasik, menghancurkan dan merebut, untuk mencapai semifinal, yang akan digelar di Wembley musim ini, untuk pertakalali sejak 1992. Mereka dikepung cukup lama namun penalti pada 12 menit menjelang pertandingan usai dari Muntari, setelah kiper United Tomasz Kuszczak diusir keluar lapangan setelah melakukan pelanggaran terhadap Milan Baros, membuahkan kemenangan penuh kenangan. "Ini undian terburuk yang kami dapat tetapi ini adalah penampilan hebat dan hasil yang besar," kata manajer Portsmouth Harry Redknapp pada Sky Sports. "Kami menjalani keberuntungan kami tetapi United adalah tim yang fantastik dan kami berhak atas keberuntungan kami," tambah Redknapp, yang juga membawa Bournemouth meraih kemenangan atas United dalam kompetisi 1984. Portsmouth mendapat letupan besar pada babak pertama ketika Sylvain Distin mendobrak Cristiano Ronaldo saat pemain sayap United winger itu melaju ke area penalti. Sol Campbell terkemuka di jantung pertahanan Pompey sementara kiper David James menghasilkan penyelamatan kelas atas yang membelokkan tembakan Patrice Evra membentur gawang. Michael Carrick yang juga tampak pasti akan mencetak gol bagi United, ditekel dengan cerdas oleh Distin. Justru pada saat Portsmouth tampaknya akan retak, mereka mencetak gol. Tendangan cepat dari James memilih pemain asal Kroasia Niko Kranjcar dan ia mengarahkan pada Baros yang tanpa penjagaan. Pemain asal Ceko itu menjauhi Kuszczak, yang masuk usaj jeda pertandingan menggantikan Edwin van der Sar yang cedera, sebelum dilanggar oleh kipe asal Polandia yang langsung diganjar kartu merah. Pemain belakang Inggris Rio Ferdinand mengambil alih posisi di gawang United dan tidak berdaya untuk menghentikan tendangan penalti Muntari. Manajer United Alex Ferguson mengkritik pedas wasit Martin Atkinson. "Pertandingan ini ditentukan oleh keputusan untuk tidak memberi kami penalti," kata Ferguson, mengacu pada lolosnya Distin ketika ia menarik Ronaldo. "Mereka (Pompey) mempunyai keyakinan besar untuk bertahan dan tahu bawah wasit ada di pihak mereka."(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008