Surabaya (ANTARA News) - Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso mengemukakan bahwa saat ini TNI melakukan penghematan di berbagai sektor, antara lain berupa pengurangan perjalanan dinas serta kegiatan yang bersifat protokoler. "Kami juga menghemat pengunaan bahan bakar dan berbagai aspek lainnya yang bisa dihemat, asalkan tidak mengganggu tugas pokok TNI," katanya kepada wartawan seusai meresmikan dan mengukuhkan KRI Surabaya, KRI Tedung Selar dan KRI Matacora di Dermaga Madura, Koarmatim, Surabaya, Jumat. Karena itu, katanya, pihaknya memerintahkan kepada seluruh jajaran TNI untuk melakukan pengkajian kemudian menjalankan program sesuai dengan prioritas yang mendukung profesionalisme dan kesiapsiagaan personel serta alat utama sistem senjata (Alutsista). Jenderal berbintang empat yang juga mantan Kasad itu mengingatkan secara khusus kepada para komandan dan ABK ketiga kapal perang yang baru masuk ke jajaran TNI AL itu agar mampu merawatnya dengan baik. Apalagi uang yang digunakan untuk pengadaan kapal perang itu berasal dari rakyat. "Sementara itu, usia alutsista lain semakin tua, termasuk fasilitas dan sarana kerja yang rata-rata juga sudah tua. Karena itu, perlu perawatan secara intensif dan khusus agar usia penggunaannya bisa lebih panjang lagi," kata mantan Pangdam Pattimura itu. Menurut dia, dengan bertambahnya alutsista TNI AL yang baru, diharapkan kekuatan TNI AL akan semakin baik dalam rangka tugas menjaga pertahanan serta kedaulatan negara di laut. "Meskipun kondisi keuangan negara seperti sekarang, namun TNI AL akan terus berusaha menambah kekuatan. Mudah-mudahan di tahun 2009 semua sudah berjalan sesuai rencana, termasuk rencana penambahan empat kapal korvet," katanya menambahkan. Sementara itu KRI Surabaya yang merupakan salah satu dari tiga kapal jenis LPD buatan Korea Selatan. Kedua kapal lain yang sejenis dan tergolong baru adalah, KRI Makassar dan sebuah kapal rumah sakit, yakni KRI dr Suharso yang diubah dari nama KRI Tanjung Dalpele. KRI Surabaya-591 dibangun di galangan "Daesun Shipyard Building and Engineering Co Ltd" Busan, Korea Selatan dengan bobot 7.300 ton. Kapal yang dikomandani Letkol laut (P) Suhartono itu dirancang sebagai kapal angkut personel, ranpur, rantis dan helikopter. Kapal itu mulai dibuat pada 26 September 2005 dan 19 bulan kemudian selesai. Sejak 1 Agustus 2007 kapal yang berada di Satuan Kapal Ambfibi Koarmatim itu memperkuat jajaran TNI AL. Kapal dengan panjang 122 meter dan lebar 22 meter ini dipersenjatai sebuah meriam Boffors 40 mm, empat pucuk meriam Oerlikon 20 mm serta dua pucuk senjata anti serangan udara. Dengan mesin kapal dua unit MPK motor pokok, KRI Surabaya-591 mampu menempuh kecepatan maksimum 17 knot, kemampuan jelajah 14 knot, dan kecepatan ekonomis 12 knot. Untuk bahan bakar, kapal ini mampu menampung 722 ton bahan bakar dalam tankinya. Selain itu, juga mampu membawa 624 ton air tawar. Untuk daya angkutnya, KRI Surabaya mampu menampung 618 personel yang terdiri dari 100 orang ABK, 11 tamu, dan 507 pasukan. Selain itu, material tempur yang mampu dibawa terdiri dari 15 truk, 22 tank, tiga helikopter tipe Mi-2/Bell serta memiliki dua unit landing craft utility (LCU) semacam sekoci yang mampu mengangkut 150 pasukan untuk dibawa ke darat. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008