Yogyakarta (ANTARA News) - Hujan deras selama hampir dua jam di puncak Gunung Merapi, Sabtu siang hingga menjelang sore menyebabkan peningkatan aliran lahar dingin berupa material vulkanik di beberapa sungai di kawasan selatan kaki gunung itu. Panut, petugas pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) di Kaliurang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kepada ANTARA, Sabtu sore mengatakan hujan deras yang curah hujannya tercatat rata-rata 76 milimeter per jam terjadi dari pukul 11.40 hingga pukul 13.30 WIB. "Ada peningkatan aliran material vulkanik berupa pasir dan batu dari puncak ke lereng hingga kaki gunung akibat hujan tersebut, kemudian hanyut terbawa aliran air sungai seperti Gendol dan Sungai Woro," katanya. Kata dia, dari informasi warga sekitar sungai di kawasan selatan kaki Merapi, terjadi peningkatan volume dan ketinggian aliran air sungai yang membawa material vulkanik, namun hanya di atas sedang dari batas normal, dan belum sampai meluap ke sekitar sungai. Di puncak Gunung Merapi saat ini terdapat sekitar satu juta meter kubik lebih timbunan material vulkanik yang rawan longsor jika diguyur hujan dengan curah tinggi dalam waktu yang lama. Longsoran material vulkanik biasanya hanyut terbawa aliran air di beberapa sungai yang ada di kawasan kaki gunung tersebut. Pemerintah Kabupaten Sleman, DIY melalui Dinas Pengairan, Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam (P3BA) Sleman melarang penambangan pasir dalam radius tujuh kilometer dari puncak Merapi. Menurut Kepala Dinas P3BA Kabupaten Sleman Ir Widi Sutikno MSi, larangan itu dimaksudkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terutama bagi kalangan penambang pasir, terhadap kemungkinan ada banjir lahar dingin di beberapa sungai kawasan selatan kaki Merapi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008