Tapaktuan (ANTARA News) - Kawanan gajah Sumatera (Elephans Maximus Sumatranus) yang diperkirakan mencapai 20 ekor masih berkeliaran di sekitar pemukiman penduduk di Kecamatan Trumon dan Trumon Timur Kabupaten Aceh Selatan. "Sekitar 20 gajah masih berkeliaran disekitar pemukiman penduduk. Selain merusak ratusan hektar perkebunan sawit, kawanan gajah itu juga merusak puluhan hektar tanaman palawija," kata warga Desa Pinto Rimba Kecamatan Trumon Timur, Jamadi Pohan (45), Sabtu. Sejak satu bulan terakhir, kawanan gajah liar mengobrak-abrak tanaman padi, kacang, cabai dan tanaman nilam di desa Pinto Rimba, Ie Jeurneh, Naca dan beberapa desa lainnya di kecamatan Trumon. Jamadi menjelaskan, upaya pengusiran secara tradisional seperti obor dan mercon sudah dilakukan, namun satwa liar dilindungi itu tidak beranjak. Gangguan gajah yang merusak tanaman pertanian dan perkebunan rakyat di wilayah dua kecamatan telah berulang kali terjadi, setelah dilakukan penjinakan terhadap tiga gajah liar oleh tim penjinak gajah dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) awal Januari 2007 lalu, gangguan satwa langka itu mulai menurun. "Kalau tidak segera diatasi, saya yakin kawanan gajah-gajah itu akan memasuki perkampungan penduduk dan menghancurkan rumah warga seperti kejadian dua tahun lalu," katanya. Camat Trumon Timur, Lahmuddin mengatakan, pihaknya telah menerima pengaduan masyarakat tentang kerusakan akibat ulah binantang berbadan besar itu. Ia berharap pihak berwenang segera mengatasi permasalahan gajah yang kerap memasuki areal kampung dan perladangan petani di wilayah tersebut. "Laporan warga itu sudah kita lanjutkan ketingkat kabupaten. Kami berharap kawanan gajah liar itu segera digiring ke habitatnya atau dilakukan penjinakan," kata Lahmuddin. Menurut Camat Lahmuddin, sejak pertengahan Februari 2008, kawanan gajah tersebut keluar dari kawasan kaki Gunung leuser pada malam hari dan mencari tanaman yang dibudidayakan warga, menurut saksi mata, kawanan gajah liar tersebut terbagi dalam beberapa kelompok.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008