Padang (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indoensia (YLKI) Sumatera Barat, mengimbau pedagang kakilima di pasaran tradisional maupun yang di pinggiran jalan agar jangan sampai mencampur bahan pengawet dan pewarna pada produk makanan yang disajikan, karena dampaknya buruk pada kesehatan konsumen. "Kami minta kuliner kakilima agar produk makanan yang disajikannya bebas dari bahan pengawet, penyedap dan pewarna pakaian," kata Ketua YLKI Sumbar, Dahnil Aswad, di Padang, Sabtu. Dahnil menjelaskan pernah ditemukan di Kota Padang, beberapa tahun lalu kasus makanan pedagang kakilima yang dicampuri dengan pengawet berupa burat atau kerupuk diberi pewarna pakaian. Kasus serupa diharapkan tidak terjadi lagi, karena akibatnya buruk terhadap masyarakat yang mengkonsumsi produk memakan tersebut. Menurut dia, guna mencegah agar tidak terulang kembali, maka dibutuhkan kesadaran pedagang kakilima sendiri. Juga perlunya pengawasan dan pemeriksaan secara berkala dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta dinas kesehatan secara berkala. Pengawasan dan pengujian terhadap kualitas makan pada pedagang kakilima itu, harus dilakukan pemerintah melalui dinkes dan BPOM, apalagi belakangan ini kecenderungan masyarakat makin meningkat mencicipi makan pada warung-warung dipinggir jalan. Dahnil menyontohkan, jika pada satu kasawan terdapat sekitar 70 unit pedagang kakilima yang menyajikan makan,maka cukup diperiksa 10 - 15 persen dari jumlah tersebut. Tindakan yang dilakukan BPOM atau dinkes, lanjut dia, akan cepat tersebar kepada pedagang yang lainnya melalui informasi mulut ke mulut antarpedagang. "Kini pedagang yang menggelar dagangannya di pinggir jalan dan di pasar-pasar tradisional kian menjamur, tentu perlu penataan oleh pemerintah daerah setempat," katanya dan menambahkan, kondisi demikian terjadi, dampak ekonomi masyarakat kian susah dan terbatasnya modal usaha.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008