Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritik pemerintah yang gencar melakukan pemberantasan korupsi namun akar permasalahannya justru tidak diperhatikan. "Sekarang ini orang diburu-buru karena korupsi, tetapi akar permasalahannya tidak diperhatikan. Karena sebenarnya ini kan salah manajemen," katanya pada acara Deklarasi Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) sebagai organisasi sayap PDI Perjuangan di Kantor DPP PDIP, Jakarta Selatan, Selasa. Megawati mengaku kecewa dengan perilaku pihak manajemen yang seharusnya mencatat seluruh masalah keuangan dengan baik namun malah melakukan mark up proyek. "Lalu bagaimana manajemennya akan baik, kalau di hatinya tidak bersih, tidak punya `rem` untuk tidak akan melakukan korupsi," kata mantan presiden RI itu. Oleh karena itu, lanjutnya, seperti mengelola partai maka persoalannya adalah bagaimana membuat seseorang menjadi kader yang baik. "Kader itu artinya bingkai atau kerangka, kalau kerangka itu tidak kokoh maka dasar apapun akan rubuh," katanya dalam acara yang dihadiri suaminya, Taufik Kiemas, Sekjen PDIP Pramono Anung, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Repdem Budiman Sudjatmiko, serta sejumlah pengurus DPP PDIP lainnya. Dalam kesempatan tersebut, Megawati juga menyinggung soal ketidaksetujuannya jika kemiskinan disamakan dengan kebodohan. Ia menilai, belum tentu orang yang miskin itu bodoh dan orang pintar itu tidak miskin. "Karena banyak juga lho sarjana yang ngomongnya mbulet `nggak karuan," katanya. Sedangkan ketika berbicara soal pencalonan dirinya sebagai calon presiden pada 2009 oleh DPP PDIP, Megawati mencoba meluruskan bahwa hal itu bukanlah keinginan pribadinya melainkan keputusan partai. "Jadi jangan dibalik-balik. Yang saya perlukan sekarang adalah kerja keras kalian (para kader PDIP) untuk menjadikan saya sebagai presiden," katanya yang disambut tepuk tangan ratusan kader PDIP yang hadir. Sementara itu, Taufik Kiemas yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP mengharapkan agar Repdem yang berisi para kader muda itu ikut menyuarakan pluralisme dan kebhinnekaan dalam upaya menjaga kelangsungan NKRI. Ia mengatakan, parpol tanpa "darah baru" atau orang-orang muda tidak akan punya masa depan yang baik. Karenanya, lanjutnya, Repdem yang telah berdiri sejak Desember 2004 itu sekarang sudah resmi menjadi bagian dari PDIP dan diharapkan juga ikut terjun ke pengurusan partai mulai dari tingkat bawah. Sedangkan Ketua Umum Repdem Budiman Sudjatmiko menegaskan bahwa bergabungnya Repdem ke PDIP bukanlah alat bargaining politik di partai melainkan pekerja yang setia pada partai. "Menilai Repdem sebagai faksi politik yang meminta jatah lima tahunan dalam setiap pemilu, tentu keliru dan tidak produktif serta malah mengerdilkan sang penilai," katanya. Repdem, katanya, bertekad akan berjuang dengan PDIP bukan untuk lima tahunan saja, tetapi selama mungkin dan selama PDIP menganggap Repdem sebagai organisasi sayap yang strategis. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008