Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) A Fuad Rachmany mengatakan, "bubble" (melambungnya harga) di pasar komoditas tidak akan berlangsung lama dan saat ini mulai menunjukkan penurunan. "Menurut saya kondisi itu tidak akan terlalu lama karena fundamentalnya tidak setinggi itu. Sekarang ini juga sudah mulai turun," kata Fuad di Jakarta, Selasa. Fuad mengakui bahwa bubble di pasar komoditas termasuk satu kondisi yang turut memberi kontribusi kepada anjloknya pasar saham dunia termasuk di Indonesia. "Salah satunya juga dari situ (bubble pasar komoditas). Mereka kan perkirakan demand komoditas akan naik terus karena pertumbuhan ekonomi China dan India. Tapi menurut saya ini tidak akan lama," katanya. Kasus subprime mortgage di AS mendorong pengalihan besar-besaran dana di pasar modal dan keuangan dunia terutama di AS ke pasar komoditas. Kondisi itu menyebabkan harga berbagai komoditas dunia mengalami kenaikan sangat besar. Mengenai dampaknya terhadap pasar modal di Indonesia, Fuad mengharapkan dampaknya hanya sementara dan akan segera membaik kembali. "Harapan kita semakin banyak yang melakukan IPO dan indeks semakin meningkat. Intinya kalau di pasar modal makin banyak investasi akan makin bagus," katanya. Menurut dia, di saat indeks sedang rendah seperti saat ini mestinya merupakan kesempatan bagi investor domestik untuk masuk tanpa menunggu investor asing yang masuk dulu. "Investor asing sekarang keluar kan karena mereka nutup kerugian dulu, konsolidasi, di samping mereka butuh likuiditas," jelasnya. Menurut dia, investor domestik sebenarnya tidak perlu terlalu terpengaruh keadaan di luar negeri. "Investor domestik jangan selalu ketinggalan lah. Mereka selalu nunggu asing masuk sehingga harganya sudah naik baru masuk. Sudah saatnya investor domestik belajar dan percaya diri," kata Fuad Rachmany. (*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008