Medan (ANTARA News) - Pemberlakuan tarif disinsentif PLN di Sumatera Utara akan membuat bisnis pusat perbelanjaan mewah dan perkantoran semakin lesu di tengah berkurangnya daya beli hingga 10 persen. "Pembatasan pasokan listrik akan semakin membatasi ruang gerak pengusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan juga tingkat keselamatan konsumen di gedung itu," kata Ketua Harian Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan dan Perkantoran Sumatera Utara (AP4SU), Herry Zulkarnain, di Medan, Rabu. Dengan pembatasan pasokan listrik, operasional lift misalnya terganggu dan itu bisa membahayakan konsumen dan pengelola terpaksa harus menyiapkan petugas keamanan yang terfokus pada fasilitas plaza atau perkantoran itu yang akhirnya juga menambah beban pengusaha. Beban pengusaha juga semakin bertambah besar, karena pemakaian solar untuk genset sudah dipastikan bertambah besar. "AP4SU sebenarnya mau protes, tapi karena tidak yakin bisa menang melawan pemerintah terpaksa tidak melakukan apa-pun kecuali hanya mengeluh sana sini," kata Herry yang pengelola Plaza Milenium Plaza itu. AP4SU juga tidak yakin bahwa PLN bisa memberikan insentif, mengingat pelayanan PLN selama ini sangat jelek. Masyarakat di Sumut misalnya saja hingga saat ini masih merasakan pemadaman listrik setiap hari karena defisit listrik PLN sebanyak 200 MW itu, "Nyatanya bukan PLN menutupi kekurangan daya itu melainkan memberlakukan kebijakan yang dinilai sangat tidak tepat," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008