Tokyo (ANTARA News) - Dirut PT Pertamina Ari Soemarno mengatakan, pihaknya telah dimintai pemerintah untuk menyetorkan deviden (laba bersih) tahun 2008 sebesar Rp15 triliun dan mengemukakan pihaknya juga telah menyanggupinya. "Kami sudah bertemu dengan Wapres Jusuf Kalla dan membahas hal itu," kata Ari Soemarno di Tokyo, Rabu, usai acara penandatanganan bantuan renovasi gedung Sekolah Republik Indonesia di Tokyo (SRIT) dan Balai Indonesia sebesar 70 juta yen atau setara Rp6,4 miliar. Peningkatan itu terjadi menyusul terjadinya keuntungan tambahan atau "windfall" dari kenaikan harga minyak dunia yang terus meroket belakangan ini bahkan pernah mencapai di atas 100 dolar AS per barel. Semetara itu, mengenai target keuntungan Pertamian di tahun 2008, Ari Soemarno menyampaikan adanya peningkatan target menjadi Rp28 triliun. Dia mengatakan, dampak dari kenaikan harga minyak dunia terhadap perusahaan migas seperti Pertamina tentu akan terjadi kenaikan marjin penjualan. Hal tersebut dianggap wajar seperti juga yang terjadi pada kenaikan harga saham perusahaan minyak di berbagai belahan dunia. Beberapa waktu lalu, Komisi XI DPR pernah minta pemerintah untuk menetapkan target setoran deviden seluruh BUMN pada 2008 sebesar R31,51 triliun, atau 47 persen lebih tinggi dari keputusan Panitia Anggaran (panggar) sebelumnya, Rp21,4 triliun. Pertamina sendiri pada tahun 2006 berhasil meraup laba sebesar Rp19 triliun dan menyumbangkan deviden kepada negara sebesar Rp9,47 triliun. Di tahun 2007 keuntungan yang diperoleh mencapai Rp23 trilun. Untuk meningkatkan keuntungan, BUMN migas itu menaikkan kapasitas produksi minyaknya di tahun 2008 hingga 130.000 barel per hari, dari kapasitas saat ini yang mencapai baru 110.000 barel per hari. Lebih jauh Ari Soemarno mengatakan, keberadaan Pertamina di Jepang masih cukup kuat, terbukti dengan masih berlangsungnya kerjasama pembangunan sejumlah kilang minyak di Indonesia yang bernilai miliaran dolar AS disamping bisnis migas lainnya. "Sejumlah proyek terkait dengan sektor migas masih tetap dilakukan, dan kehadiran Pertamina sebagai satu-satunya perwakilan perusahaan ini di luar negeri tetap harus dipertahankan," kata kakak kandung mantan Menperindag Rini Soewandi itu. Sedikitnya ada tiga proyek yang digarap bersama perusahaan Jepang, yakni pengembangan kilang minyak di Cilacap yang bernilai 1.9 miliar dolar AS yang dikerjakan bersama Mitsui. Kemudian proyek pembangunan kilang minyak di Balikpapan bersama Itochu Corp. senilai 3,2 miliar dolar, dan proyek kilang LNG di Sulawesi Tengah senilai 1,4 miliar dolar yang dilaksanakan Mitsubishi Heavy Industries.(*)

Pewarta: surya
Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008