Bengkulu (ANTARA News) - PT Pathaway Internasional (PI), sebuah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) siap menginvestasikan dana Rp21 triliun untuk membangun rel Kereta Api (KA) dan pengembangan pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu. Direktur Utama PT PI Joko Soedibyo ditemui usai paparan terbuka rencana pembangunan rel dan pengelolaan pelabuhan, Kamis menjelaskan, dari total dana yang akan diinvestasikan itu, sebesar Rp5 triliun untuk pengembangan dan penambahan fasilitas pelabuhan, termasuk perbaikan break water (pemecah gelombang) dan Rp16 triliun sisanya untuk pembangunan rel KA. "Untuk kegiatan investasi itu, kita mendapatkan dukungan dari seluruh mitra dan pihak terkait lainnya. Jika nanti kita ditunjuk sebagai pemenang tender, dalam waktu tiga tahun seluruh pekerjaan sudah rampung," katanya. PT PI merupakan satu dari empat perusahaan yang mengikuti tender pengelolaan dan optimalisasi pelabuhan Pulau Baai, dan melakukan pemaparan terbuka di hadapan Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin, unsur Muspida, DPRD serta kalangan pejabat di jajaran Pemprov Bengkulu. Imbalan atas investasi yang ditanamkan itu, jika ditunjuk sebagai pemenang PT PI akan diberi hak pengelolaan pelabuhan dan rel KA selama 30 tahun sesuai kontrak. Jangka waktu tersebut juga berlaku bagi perusahaan lainnya. Dalam paparannya, Joko menjelaskan, pengelolaan pelabuhan Pulau Baai tidak bisa hanya dilakukan tersendiri, tapi harus disertai pembangunan sarana pendukung lainnya. Keinginan PT PI untuk mengerjakan pembangunan rel KA itu sejalan dengan program Pemprov Bengkulu yang akan membangun rel dari Kota Padang Kabupaten Rejang Lebong ke Pulau Baai, Kota Bengkulu sepanjang 130 Km. Ia juga menjelaskan, PT PI tertarik mengikuti tender serta siap menanamkan investasi dalam jumlah besar, karena proyek yang ditawarkan Pemprov Bengkulu merupakan pertama kali terjadi. "Ini merupakan ide besar dan tantangan bagi kami, selain itu dari aspek bisnis juga cukup layak," katanya. Mengenai pengelolaan pelabuhan, Joko menjanjikan akan dapat mengeruk alur yang kini dangkal hingga kedalaman minus 6,5 meter dalam tempo enam bulan sejak kontrak ditandatangani. Kedalaman alur akan terus ditambah. Pada tahun kedua mencapai 10 meter, tahun ketiga 12 meter dan tahun keempat 15,5 meter. Tahun kelima hingga 30 tahun selanjutnya akan dipertahankan 15,5 meter. Untuk pembangunan rel, ia menjanjikan akan menyelesaikannya dalam jangka tiga tahun, dengan rincian enam bulan mobilisasi peralatan, satu tahun pemadatan lahan dan 1,6 tahun pembangunan fisik. "Untuk pembangunan rel, kita akan menggandeng pelaksana yang mampu memasang rel dua Km per hari, dengan menggunakan mesin. Semuanya sudah siap, dan akan langsung bekerja ketika kontrak ditandatangani," katanya. Terkait dengan keinginan membangun rel KA itu, ia mengaku, selama ini telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait termasuk Departemen Perhubungan, Departemen Keuangan dan Bappenas. "Kami juga telah melakukan kelayakan dengan menghabiskan anggaran Rp500 miliar dan lokakarya menghabiskan dana Rp1,5 miliar. Semuanya kita lakukan karena memang serius ingin mengerjakan proyek itu," katanya. Mengenai pemasukan yang akan diperoleh, ia mengaku telah membuat perjanjian dengan PT Bukit Asam. BUMN itu siap mengirimkan batubara lewat pelabuhan Pulau Baai sebanyak 15 juta metrik ton per tahun, jika PT PI ditunjuk sebagai pemenang tender pengerjaan pembangunan dan pengelolaan rel dan pelabuhan. Dalam perjanjian itu, juga disebutkan jika rel dan pelabuhan telah dibangun, kemudian PT Bukit Asam tidak mengirimkan batubaranya maka tetap akan membayar fee yang harus dibayarkan setara dengan pengangkutan 15 juta metrik ton. Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin menjelaskan, PT PI selama ini beberapa kali menawarkan diri untuk membangun rel KA dan melakukan kegiatan terkait dengan pembangunan rel itu. (*)

Pewarta: bwahy
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008