Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan, investasi padat karya di Indonesia masih terkendala oleh persepsi investor asing atas radikalisme buruh. "Persoalan persepsi tersebut selama ini telah menimbulkan krisis kepercayaan dari para investor untuk menanamkan modalnya untuk investasi padat karya di Indonesia," katanya, saat menutup Munas Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) VIII di Jakarta, Jumat malam Karena itu, tambah Wapres, para pengusaha harus terus menciptakan rasa saling percaya antara buruh dan majikan. "Kalau radikalisme buruh kita masih seperti ini maka investor akan takut untuk masuk, tidak saja investor luar negeri tetapi juga dalam negeri," ujar Jusuf Kalla. Dia mencontohkan, perilaku pengusaha yang menakut-nakuti pekerja, sementara pekerja juga melakukan tindakan radikal terhadap perusahaan menunjukkan ada saling tidak mempercayai antara pengusaha dan pekerja. Wapres mengemukakan, berdasar survei lembaga terkemuka Indonesia menempati peringkat ke-142 untuk kemudahan melakukan kegiatan bisnis. Posisi itu, ujar dia, tidak lepas dari persepsi radikalisme buruh yang tercipta selama ini. Namun Jusuf Kalla yakin pada 2008 peringkat itu bisa diperbaiki menjadi urutan ke-75 dengan terus saling menanamkan kepercayaan antara buruh dan majikan. "Kalau pengusaha masih menakut-nakuti maka `trust` tidak akan ada, padahal kita semua ingin memperbaiki iklim usaha," katanya menjelaskan. Ia menambahkan, antara buruh, pemerintah dan pengusaha pasti memiliki sikap yang sama untuk memajukan bangsa ini. Namun hal terpenting, adalah karya nyata dari pengusaha untuk menciptakan rasa saling percaya tersebut.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008