Jakarta  (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa Indonesia dan Prancis kecewa atas tidak ditaatinya resolusi Dewan Keamanan Perserikaan Bangsa-Bangsa (PBB) Nomor 1860, sehingga kekerasan di Gaza terus berlangsung dan menelan korban jiwa khususnya anak-anak dan perempuan.

Dalam keterangan persnya di kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Sabtu petang, usai berbicara melalui telepon dengan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Yudhoyono mengatakan Indonesia dan Prancis akan terus melakukan berbagai upaya agar krisis Gaza segera berakhir.

"Kita tahu bahwa resolusi itu tidak dipatuhi di lapangan, kekerasan masih terjadi, korban masih berjatuhan dan tragedi kemanusiaan dalam suasana yang sangat kritis dengan korban perempuan dan anak-anak tinggi. Di satu sisi kita senang karena Dewan Keamanan mengeluarkan resolusi, tetapi kita kecewa ternyata resolusi itu tidak dipatuhi," kata Presiden.

Dalam pembicaraan Yudhoyono dengan Zarkozy, masalah di Gaza menjadi topik pembicaraan utama kedua kepala negara. Indonesia dan Prancis memiliki sikap yang sama terhadap krisis di Gaza.

"Baik Presiden Sarkozy maupun saya dalam pembicaraan tadi menyadari dan tentunya tidak puas bahwa resolusi tidak dijalankan," tegasnya.

Dijelaskan Presiden Yudhoyono, pembicaraan seperti ini sangat penting karena masing-masing kepala negara bisa menyampaikan pendapatnya untuk memberikan masukan terhadap munculnya langkah konkrit penyelesaian masalah di Gaza.

"Saya sampaikan posisi Indonesia jelas, oleh karena itu kita berharap agar disamping langkah-langkah yang telah kita lakukan, sinergi ataupun kerjasama seperti ini di tingkat pemimpin perlu kita jalankan agar betul resolusi dipatuhi, masyarakat dunia tidak membiarkan hal ini terjadi," paparnya.

Pada kesempatan itu, Presiden juga mengatakan point penting lainnya dalam pembicaraan dengan Presiden Prancis adalah selain dipatuhinya resolusi Dewan Keamanan PBB, juga ditariknya pasukan Israel dari jalur Gaza.

Sementara itu dalam pandangan Indonesia, menurut Presiden Yudhoyono, perlu dirumuskan langkah yang jelas agar resolusi itu dapat dipatuhi.

"Pemerintah akan lakukan langkah lain untuk mendesak, kalau memang resolusi yang lahir sekarang tidak bisa secara efektif mendorong penghentian serangan militer Israel atau genjatan senjata di kedua belah pihak, maka perlu ada resolusi baru atau paling tidak ada mekanisme bagaimana ini bisa dijalankan, dipenuhi dan dipatuhi oleh mereka yang terlibat konflik di lapangan terutamanya sekali lagi israel," kata Yudhoyono.

Presiden Yudhoyono mengatakan pemerintah Indonesia akan melakukan berbagai upaya agar krisis di Gaza dapat berakhir sehingga korban jiwa tidak terus bertambah.
(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009