Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding membantah bahwa Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan bekas Sekjen PKB Lukman Edy berupaya mendongkel KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari posisi Ketua Umum Dewan Syuro PKB. Kepada wartawan di Jakarta, Minggu, Karding menyebut sangat mustahil Muhaimin dan Lukman Edy ingin mendongkel Gus Dur karena keduanya merupakan kader PKB yang sangat menghormati Gus Dur yang merupakan tokoh sentral partai itu. "Jadi, berita (Muhaimin dan Lukman Edy mau mendongkel Gus Dur) ini tidak benar," kata mantan ketua DPW PKB Jawa Tengah itu. Apalagi, lanjut Karding, disebut-sebut kedua orang itu mau mengganti Gus Dur dengan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi. "Malah Kiai Hasyim bilang jika dirinya diangkat menjadi ketua umum Dewan Syura PKB maka artinya jabatannya malah menurun," kata Karding. Sementara itu, mantan ketua DPC PKB Surabaya Musyafak Rauf menyatakan akan mendirikan posko untuk menampung kader PKB yang dipecat maupun yang kepengurusannya dibekukan. "Tujuannya untuk memberi tahu Gus Dur, apa akar permasalahan sebenarnya yang terjadi. Dengan begitu ada keobyektifan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi," kata Musyafak yang kepengurusannya dibekukan belum lama ini. Lebih lanjut Musyafak mengatakan, salah satu pemicu banyaknya konflik di PKB belakangan ini adalah masuknya kader partai lain di DPP, meski kini sudah dikeluarkan. "Ini adalah satu ulah dari orang yang namanya Sigid," katanya menunjuk Sigid Haryo Wibisono yang sempat menjabat salah satu ketua Dewan Syura PKB. Menurut Musyafak, Sigid bisa masuk PKB, bahkan langsung berada di lingkaran elit partai itu, karena kedekatannya dengan Sekjen PKB Yenny Wahid. "Padahal dia (Sigid) masih tercatat sebagai kader Golkar. Pengunduran dirinya disana (Golkar) hanya sebatas omongan saja," katanya. Menurut Musyafak, Sigid kerap memberikan informasi yang salah kepada Gus Dur mengenai perkembangan PKB, termasuk soal kebijakan PKB dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008