Damaskus (ANTARA News) - Para pemimpin Arab pada Minggu mendesak Libanon untuk memilih presiden konsensus ketika mereka merampungkan pertemuan puncak yang dicerca oleh sekutu regional AS yang menyalahkan Suriah karena krisis politik yang melumpuhkan di Libaon. "Pemimpin Arab menekankan komitmen mereka pada prakarsa Arab untuk memecahkan krisis Libanon, dan minta pada para pemimpin Libanon untuk memilih calon konsensus Jenderal Michel Sleiman pada waktu yang disetujui," rancangan resolusi mengatakan. Politisi Libanon yang berseteru juga akan "memutuskan atas dasar untuk membentuk kabinet persatuan nasional", sesuai dengan prakarsa Liga Arab untuk mengakhiri krisis politik terburuk sejak berakhirnya perang saudara 1975-1990. Separuh pemimpin dari ke 22 anggota Liga Arab, yang mencakup kepala negara Arab Saudi, Mesir dan Jordania, telah memboikot pertemuan puncak Damaskus, menyalahkan Suriah karena krisis yang berlarut-larut di Libanon. Washinton telah mendesak sekutunya untuk berpikir dua kali sebelum menghadiri pertemuan puncak itu, dan menuduh Suriah merintangi ppemilihan presiden Libanon. Namun Presiden Suriah Bashar al-Assad membantah telah campurtangan di Libanon. "Saya ingin menganggap penting berkenaan dengan campurtangan Suriah di Libanon. Ini berlawanan dengan yang sebenarnya karena tekanan yang didesakkan pada Suriah selama satu tahun lebih untuk campurtangan dalam urusan Libanon", tapi kami telah menolaknya," Assad mengatakan pada sidang pembukaan Sabtu. "Mereka memiliki negara mereka, lembaga mereka, konstitusi mereka," katanya. Arab Saudi dan Mesir mengirim delegasi tingkat-rendah ke Suriah sementara Libanon memboikot sama sekali dengan PM Fuad Siniora menuduh Damaskus campurtangan di negaranya. Menlu Saudi Pangeran Saud al-Faisal Sabtu minta pada Suriah untuk melakukan "langkah positif" untuk memecahkan kebuntuan di Libanon dan "mengimbangi upaya bersemangat yang didesakkan oleh Arab Saudi dan sejumlah negara Arab". Presiden Mesir Hosni Mubarak mengirim pesan yang mengatakan Suriah harus "membuka jalan bagi tahap baru (dalam hubungan Arab) serta menahan perselisihan dan perbedaan". "Kami mengharapkan sebelum pertemuan puncak itu, penyelesaian yang telah lama ditunggu atas krisis yang mengancam stabilitas dan kedaulatan Libanon akan dicapai," kata Mubarak. Suriah, tuan rumah pertemuan puncak Arab pertama d Damaskus, menyatakan ketidakhadiran sekutu AS itu sebagai kemenangan atas pengaruh Washington. "Mereka (AS) telah berusaha semampu mereka untuk mencegah pertemuan puncak ini tapi mereka telah gagal," Menlu Suriah Walid Muallem mengatakan pada wartawan sebelum pertemuan dua hari itu. Libanon telah tanpa presiden sejak November ketika presiden Emile Lahoud yang pro-Suriah mundur pada akhir masa jabatannya di tengah kebuntuan yang telah berlangsung lama antara koalisi yang berkuasa yang didukung Barat dan oposisi pimpinan-Hizbullah, yang didukung oleh Suriah dan Iran. Sidang parlemen untuk memilih presiden baru telah ditetapkan pada 22 April, tapi sebelumnya telah ditangguhkan 17 kali, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008