Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi XI DPR RI, Awal Kusuma, mengatakan bahwa jabatan Gubernur Bank Indonesia (BI) terancam kosong bila pemerintah tidak segera mengajukan calonnya. "Potensi kekosongan itu ada. Saat ini sudah tanggal 31 Maret, padahal tanggal 12 Apil hingga 12 Mei DPR meangalami masa reses," katanya di Jakarta, Senin. Gubernur BI, Burhanudin Abdullah, akan menyelesaikan masa tugasnya pada 17 Mei 2008, sehingga Gubernur BI definitif harus terpilih sebelum tanggal tersebut. Ia mengatakan, bila nantinya kosong, maka hal ini berarti melanggar UU no 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Namun demikian, ia berkeyakinan, bila hal ini terjadi, maka BI tetap akan bekerja secara baik. "Kita tahu kan BI merupakan kepemimpinan kolegial, mereka dapat saja mengambil alih untuk sementara waktu, tapi ini salah," katanya. Ia mengatakan, Komisi XI DPR bisa saja bertugas bila Badan Musyawarah (Bamus) DPR memerintahkan, agar komisi XI tetap bekerja. "Tapi, kita harap secepatnya segera selesai, presiden segera mengajukan calonnya," katanya. Ia menambahkan, masalah Gubenur BI tersebut telah mengakibatkan kondisinya menurun. "Beratku menurun empat kilo karena Gubernur BI," katanya. Koordinator ICW, Teten Masduki mengatakan, bila terjadi kekosongan kepemimpinan di BI, hal ini akan bepengaruh terhadap kredibilitas BI. "Tentu ini berdampak buruk kepada perekonomian," katanya. Teten mengatkan, Menteri Koordintor (Menko) Perekonomian, Boediono, layak untuk menjadi Gubernur BI, meski Boediono terlibat dalam kasus Bantuan Likuditas Bank Indonesia (BLBI). "Untuk mencari yang benar-benar bersih sulit, siapa sih yang tidak terkena masalah. Saya kira Boediono layak untuk memimpin BI," katanya. Analis Independen Aspirasi Indonesia Institute, Yanuar Rizki mengatakan, Boediono layak untuk memimpin institusi moneter tersebut karena pengalamannya yang luas dalam mengambil keputusan politik disamping keahlian moneter yang dimilikinya. "BI bagaimanapun akan bersinggungan dengan keputusan-keputusan politik, Boediono selain seorang ahli, ia juga telah makan asam garam," katanya. (*)

Pewarta: imung
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2008