Yogyakarta (ANTARA News) - Letak geografis Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang tergolong landai tidak berpotensi sering mengalami hujan es, tetapi tidak menutup kemungkinan setiap tahun terjadi hujan tersebut. "Wilayah DIY yang landai menyebabkan awan Cummulunimbus (Cb) mudah bergerak atau berpindah-pindah, sehingga jarang terkumpul dan menumpuk di atas wilayah tertentu dengan tingkat kepekatan tinggi yang bisa menjadi penyebab hujan es," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta, Tiar Prasetya, Selasa. Kata dia, lain dengan Bandung (Jawa Barat) yang terletak di wilayah cekungan karena diapit banyak pegunungan, yang menyebabkan awan Cb tidak bisa bergerak ke mana-mana sehingga mudah terkumpul dan menumpuk di atas wilayah tertentu dengan kepekatan tinggi, dan sering menjadi penyebab hujan es dengan disertai angin kencang. "Hujan es merupakan fenomena alam yang sering terjadi di wilayah Bandung, dan menjadi hal yang biasa bagi warga setempat," katanya. Menurut Tiar, di Bandung pada setiap musim hujan sering terjadi hujan es, seperti pada Minggu (30/3) dan Senin (31/3) lalu. Hujan es dengan bongkahan cukup besar hampir sebesar kepalan tangan orang dewasa melanda kawasan Buahbatu pada 30 Maret, dan kembali terjadi pada 31 Maret lalu di kawasan Dago, namun serpihan es-nya lebih kecil. Kedua kawasan itu berada di wilayah Kota Bandung. Sementara itu, hujan es yang terjadi di wilayah DIY dalam beberapa tahun terakhir tercatat di kawasan Lempuyangan (Kota Yogyakarta) pada 2006, di Kota Bantul pada 2007, dan 27 Maret 2008 di wilayah Kecamatan Godean serta Nogotirto Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008