Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan menilai kenaikan impor barang modal selama Januari-Februari 2008 sebesar 69,62 persen merupakan indikasi peningkatan investasi yang diharapkan dapat mendorong kinerja ekspor. "Perlu dicermati peningkatan impor di sektor barang modal (capital goods), itu indikasi ada peningkatan investasi. Itu akan membantu kinerja ekspor kita," kata Mari Elka Pangestu di Jakarta, Kamis. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor barang modal selama dua bulan awal 2008 meningkat dari 7,45 miliar dolar AS pada 2007 meningkat menjadi 10,99 miliar dolar AS tahun ini. Impor paling besar antara lain terjadi pada jenis mesin/pesawat mekanik (2,05 miliar dolar AS atau 18,65 persen dari total impor), besi dan baja (1,13 miliar dolar AS atau 10,25 persen), mesin dan peralatan listrik (1,02 juta dolar AS atau 9,3 persen), bahan kimia organik (795,8 juta dolar AS), kendaraan dan bagiannya (429 juta dolar AS), plastik dan barang dari plastik (424,9 juta dolar AS), serealia (394 juta dolar AS), barang dari besi dan baja (336juta dolar AS), pesawat udara dan bagiannya (331,2 juta dolar AS), dan sisa industri makanan (291,3 juta dolar AS). Meski demikian, Mendag mengaku belum bisa memprediksi tren ekspor 2008 mengingat masih harus mempertimbangkan faktor musiman permintaan ekspor dunia. Sementara itu, barang konsumsi dan bahan baku/penolong selama Januari-Februari 2008 meningkat masing-masing sebesar 28,68 persen dan 55,41 persen dibanding bulan yang sama tahun 2007. Nilai ekspor Indonesia selama Februari 2008 mencapai 10,53 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 28,53 persen dibanding Februari 2007, namun jika dibanding Januari 2008 menurun sebesar 4,98 persen. Ekspor non migas Februari 2008 mencapai 8,15 miliar dolar AS atau meningkat 21,19 persen dibanding Februari 2007, sedangkan dibanding ekspor Januari 2008 turun 8,10 persen. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia dalam Januari-Februari 2008 mencapai 21,62 miliar dolar AS atau meningkat 30,88 persen dibanding periode yang sama tahun 2007, sementara ekspor non migas mencapai 17,02 miliar dolar atau meningkat 25,82 persen. Peningkatan ekspor non migas terbesar Februari 2008 terjadi pada karet dan barang dari karet sebesar 144,4 juta dolar AS, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/ nabati sebesar 556,2 juta dolar AS. Ekspor non migas ke Jepang selama Februari 2008 mencapai angka terbesar yaitu 1,06 miliar dolar AS, disusul AS sebesar 1,01 miliar dolar AS, dan China 681,8 juta dolar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,78 persen. Sementara ekspor ke UE sebesar 1,17 miliar dolar AS. Sementara menurut sektornya, ekspor hasil pertanian dan hasil industri periode Januari-Februari 2008 meningkat 41,10 persen dan 31,34 persen dibanding periode yang sama tahun 2007, sementara hasil tambang dan lainnya turun sebesar 7,50 persen. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008