Jakarta (ANTARA News) - Dr Widigdo Sukarman, Direktur Utama Risk Management Center Indonesia (RMCI) dan Supervisi Bank Indonesia (BI), pada Kamis berharap bahwa manajemen risiko dalam perbankan nasional segera dilaksanakan karena Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi yang cukup dahsyat di 1997. "BI akan menerapkan manajemen risiko guna memenuhi syarat Basel II pada 2010 mendatang, namun sebaiknya penerapan ini segera dilakukan karena kita pernah mengalami krisis pada 1997," kata Widigdo, dalam konferensi pers tentang Manajemen Risiko 2008 yang akan diadakan di Bali pada 24-25 April mendatang, di Jakarta, Kamis. Menurut dia, manajemen resiko di bisnis perbankan mutlak adanya, terutama perlu sumber daya manusia (SDM) yang handal guna mengelola bank untuk mencapai target-target yang direncanakan dan menghadapi risiko yang dihadapinya. Dia juga mengungkapkan bahwa arah penerapan manajemen resiko di lingkungan perbankan masih menjadi satu kendala bagi praktisi perbankan. Melihat realitas ini, RMCI, yang merupakan yayasan nirlaba yang dibentuk BI, akan selalu mensosialisasikan manajemen risiko dan penerapannya di industri perbankan dan terus berupaya mendorong praktisi perbankan dalam mengatasi berbagai kendala yang dihadapinya. Untuk melakukan sosialisasi ini, maka RMCI akan mengadakan konferensi "Manajemen Risiko 2008: Pendekatan Ideal dan Praktis dalam penerapan manajemen resiko operasional, manajemen risiko kredit dan manajemen data pendukung sesuai dengan kebijakan BI yang akan dilaksanakan di NusaDua Bali, 24-25 April 2008. Dalam konferensi tersebut akan membahas berbagai kendala dan paparan solusi manajemen risiko di industri perbankan secara komprehensip dan tahap demi tahap, yakni dengan pendekatan perhitungan, pelaksanaan, kibijka, SOP (standard operation prosedur), metode modelling, pengelolaan data hingga persiapan sistem informasi. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2008