Jakarta (ANTARA News) - Festival Film Prancis kembali digelar di Jakarta bersamaan dengan dimulainya musim semi di Prancis tahun ini dengan memutar 28 judul film kelas dunia di sejumlah kota di Indonesia mulai 10-20 April. Atase Audio Visual Kedutaan Perancis, Frederic Alliod, kepada pers di Jakarta, Kamis, mengungkapkan film yang diputar telah memenangkan berbagai penghargaan di berbagai festival film internasional. Film yang diputar terdiri dari jenis drama, petualangan, animasi, thriller, detektif, komedi, dokumenter, dan musikal. "Kami ingin menyampaikan sesuatu yang baru dan berbeda pada publik Indonesia melalui film cita rasa dan seni budaya Perancis," katanya. Frederic mengatakan festival ini merupakan kegiatan budaya yang memungkinkan publik Indonesia dapat berinteraksi dengan budaya Perancis melalui film dan workshop yang di gelar selama festival. Pemutaran film akan berlangsung di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Semarang, dan Lampung. Film yang diputar diantaranya "Bled Number One" (Cannes Film Festival 2006-Penghargaan Film Remaja), "Flandres" (Cannes Fim Festival 2006-Pemenang Utama dan Yerevan Film Festival-Film Terbaik), "Le Voyage du Ballon Rouge" (Cannes Film Festival 2007-Pilihan Khusus), "Ne le dis a Personne" (Cesar 2007-Sutradara Terbaik, Aktor Terbaik, Penyuntingan Terbaik dan Musik Terbaik). Festival kali ini juga menyajikan film pilihan untuk anak-anak, yakni dua film animasi "Chasseurs de Dragons" dan "Piccolo Saxo et Cie", serta dua film drama komedi ""Michou d`Auber" dan "Le Voyage du Ballon Rouge". "Di Perancis sebanyak 200 film per tahun dihasilkan. Pemerintah memberi perhatian besar terhadap film melalui dana hibah untuk para pembuat film, demikian juga ada bantuan dana dari Eropa sehingga mereka menjadi sangat produktif," katanya. Frederic mengatakan film produksi Perancis memiliki ciri khas tersendiri, apalagi dengan bermunculannya para sineas muda yang mulai menggarap jenis film thriller. "Jarang sineas Perancis membuat jenis film ini, tapi seiring dengan munculnya para sineas muda dan berbagai pengaruh dari maka sinema Perancis menjadi semakin kaya," tambahnya. Mulai tahun ini, Festival Film Perancis menghadirkan pula duta festival, yakni bintang film Nadia Saphira dan model internasional Dominique Agisca Diyose. Frederic mengatakan keduanya dipilih karena merupakan bintang muda dan generasi baru dalam dunia perfilman Indonesia. Hal ini selaras dengan film-film Perancis dalam festival yang sebagian besar merupakan karya sineas generasi baru dalam sejarah perfilman Perancis. Nadia Saphira mengungkapkan film Perancis memberi alternatif pengetahuan tentang budaya yang baru dan berbeda. Hal ini bila dibandingkan film-film produksi Hollywood yang selama ini mendominasi layar bioskop Indonesia. Sedangkan Dominique mengaku ada keunikan tersendiri dalam film-film Perancis dari segi budaya dan penggarapan filmnya. "Perancis yang aku tahu tentu saja soal `fashion`nya. Tapi sekarang aku jadi semakin mengenal Perancis lewat film-filmnya," ujar gadis asal Semarang ini. Festival Film Perancis 2008 akan dibuka pada 10 April di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail dengan pemutaran film "Pars Vite et Reviens Tard" dan penutupannya dilakukan pada 20 April di Blitzmegaplex Grand Indonesia dengan pemutaran film "Le Scaphandre et le Papillon".(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008