Zagreb (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat George W Bush mengatakan Sabtu bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terbuka bagi semua negara di kawasan Balkan untuk membantu menjamin keamanan dan stabilitas. "Aliansi NATO terbuka bagi semua negara in kawasan ini," kata Bush dalam pidatonya di hadapan 3.500 orang termasuk para pemimpin Kroasia, Albania dan Macedonia, di lapangan St Mark, Zagreb, sebelum berangkat ke Rusia. Para pemimpin NATO mengundang Zagreb dan Tirana untuk ikut aliansi itu pada KTT di Romania awal pekan ini. Tapi mereka memutuskan tak mengundang Skopje sampai pertikaian yang telah berlangsung lama dengan Yunani terkait nama Macedonia terselesaikan. Kedua negara itu akan menjadi anggoat ke-27 dan 28 NATO ketika proses penerimaan dan ratifikasi rampung, yang para pejabat aliansi itu perkirakan rampung dalam setahun. Bush mengatakan keputusan mengenai Albania dan Kroasia merupakan suatu "mosi percaya bahwa Anda akan terus membuat pembaruan berarti dan penyumbang kuat" kepada NATO. "Jika bahaya mengancam rakyat Anda, Amerika dan NATO akan berdiri bersama Anda dan tak seorang pun akan dapat mencabut kebebasan," ujarnya. Bush menyesal Macedonia tak diundang. "Posisi Amerika sudah jelas. Macedonia akan segera masuk NATO." Perdana Menteri Ivo Sanader, yang juga berbicara di lapangan itu, secara terbuka mendorong para tetangga Kroasia,"Jangan menyerah. Semua yang ada di bagian Eropa Tenggara akan terintegrasi dalam kawasan Eropa-Atlantik." Bush juga menyebut kontribusi Albania, Kroasia dan Macedonia di Afghanistan, dan juga Albania dan Macedonia di Iraq. "Hanya soal waktu sebelum kebebasan tertanam di kawasan bermasalah itu," kata Bush merujuk kepada Afghanistan dan Irak. Dalam pidatonya Bush tidak menyebut bekas negara-negara Soviet Ukraina dan Georgia yang dalam KTT itu, tidak dimasukkan dalam Rencana Aksi Keanggotaan (MAP), yang berarti memproleh status resmi keanggotaan NATO. AS mendukung kedua negara tersebut menjadi anggota. Namun NATO memberitahu keduanya bahwa mereka akan diakui di masa depan, menghiraukan keberatan dari Presiden Rusia Vladimir Putin, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008