Seoul (ANTARA News)- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Il memuji pasukannya sebagai "tidak terkalahkan" ketika ia melakukan inspeksi militer, kata media resmi, Minggu, di tengah-tengah perang kata-kata dan ketegangan yang meningkat dengan Korea Selatan (Korsel). Pyongyang dalam hari-hari belakangan ini mengancam akan menghancurkan Korsel dan menyebut presiden barunya yang konservatif, Lee Myung Bak, sebagai seorang pengkhianat, penjilat AS dan seorang dukun politik. Pada hari Minggu, kantor berita resmi Korut KCNA (Korean Central News Agency) melaporkan Kim puas setelah memeriksa tentaranya menemukan bahwa mereka "memiliki kemampuan perang yang cukup untuk memukul mundur invasi musuh dalam satu serangan tunggal." "Tentara Rakyat tumbuh menjadi yang tidak terkalahkan ," katanya yang dikutip AFP dari kantor berita itu. KCNA tidak mengatakan kapan pemeriksaan itu dilakukan. Ia sering melakukan kunjungan untuk meningkatkan moral pada satu-satuan militernya. Tetapi pengumuman paling baru itu dikeluarkan pada saat ketegangan meningkat tajam antara kedua negara , yang secara teknis tetap berada dalam perang karena konflik Korea tahun 1950-1953 diakhiri hanya dengan gencatan senjata yang rapuh. Para pengamat mengatakan Lee mendapat kecaman Korut karena menerapkan sikap lebih keras terhadap Pyongyang termasuk mengaitkan bantuan ekonomi pada kemajuan Korut dalam catatan hak asasi manusia yang dikecam luas itu. Dua orang yang digantikan Lee menjalankan kebijakan "sinar matahari", berdasarkan mana bantuan dan investasi miliaran dolar mengalir ke wilayah utara itu dan perdagangan lintas perbatasan meningkat tajam. Konflik itu dimulai 27 Maret, ketika Korut mengusir para pejabat Korsel dari sebuah kawasan industri gabungan persis utara perbatasan itu. Pada hari berikutnya, Korut melakukan ujicoba rudal dan menuduh Korsel melanggar perbatasan laut. Korut kemudian memberikan reaksi keras pada pernyataan seorang jenderal penting Korsel yang mengisyaratkan serangan mendahului terhadap lokasi-lokasi nuklir Korut. Empat hari kemudian, Pyongyang mengancam akan menghancurkan Korsel. Korsel menolak tuntutan Pyongyang untuk meminta maaf atas pernyataan-pernyataan jenderal itu. Korut, Kamis, mengatakan pihaknya menangguhkan semua dialog antar Korea dan menutup perbatasannya bagi para pejabat Korsel. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008