(the 12th ASEAN Finance Ministers’ Meeting/AFMM) - Danang, Vietnam, 4 April 2008 Jakarta, 7 April 2008 (ANTARA) -- The 12th AFMM dibuka oleh Wakil Perdana Menteri Vietnam, H.E. Mr. Nguyen Sinh Hung dan dipimpin oleh Menteri Keuangan Vietnam, H.E. Vu Van Ninh. Dalam pertemuan tersebut, para Menteri Keuangan berdiskusi mengenai perkembangan ekonomi global dan regional, kerjasama integrasi ekonomi dan keuangan ASEAN, penguatan inisiatif regional, dan upaya peningkatan profil ASEAN sebagai wilayah tujuan investasi. Agenda dalam the12th AFMM antara lain adalah: 1. Perkembangan dan outlook perekonomian global dan regional a. Perekonomian global - Kinerja perekonomian global mengalami kelambatan yang disebabkan oleh menurunnya tingkat pertumbuhan di AS. - Beberapa tantangan yang dihadapi dalam perekonomian global antara lain gejolak pasar keuangan, ketidakstabilan aliran modal, dan kenaikan harga minyak dan komoditi dunia. Tantangan tersebut akan membawa pada peningkatan inflasi. - Pada tahun 2008, perekonomian dunia diperkirakan masih akan mengalami penurunan (slowdown). Ancaman tingginya harga minyak dunia dan ketidakstabilan pasar uang masih membayangi perkembangan perekonomian. b. Perekonomian ASEAN - Perekonomian ASEAN mengalami pertumbuhan yang kuat. Hal itu menunjukkan kuatnya fundamental ekonomi ASEAN dan berhasilnya program reformasi struktural. - GDP ASEAN pada tahun 2007 berada pada angka 6.7%. Faktor pendorong utama pertumbuhan tersebut adalah domestic demand dan net export. Kedua faktor tersebut akan berperanan pula dalam mencapai pertumbuhan GDP sebesar 6.3% pada tahun 2008 (lebih rendah apabila dibandingkan dengan angka pertumbuhan pada tahun 2007). - Pertumbuhan investasi dan perdagangan intra regional akan terus diperkuat sebagai upaya untuk mitigasi tantangan eksternal. - Atas tingginya harga minyak dan komoditi dunia, perlu ditingkatkan inisiatif regional dalam hal ketahanan pangan dan sumber energi sebagai upaya untuk menjaga agar pertumbuhan terus mengalami peningkatan. 2. Penguatan kerjasama regional a. Integrasi ekonomi dan keuangan ASEAN - Dalam rangka pengembangan pasar modal ASEAN, akan diformulasikan sebuah strategi jangka menengah yang difokuskan pada upaya memperkuat market linkages, market acess dan market liquidity. Selain itu, akan dilakukan harmonisasi atas inisiatif-inisiatif yang ada di lingkungan pasar modal dengan memperhatikan perkembangan dan karateristik masing-masing negara anggota ASEAN; - Negara anggota ASEAN (AMCs) menegaskan komitmennya untuk melakukan liberalisasi atas sektor jasa keuangan pada tahun 2015. AMCs sepakat untuk menggunakan scorecard untuk memantau perkembangan dalam liberalisasi. - Menteri Keuangan ASEAN menandatangani the 4th Protocol to Implement the 4th Package of Commitments dalam kerangka ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS). - Pada tahun 2008, putaran negosiasi liberalisasi jasa keuangan akan memasuki putaran yang kelima. Pada tahun ini pula, Indonesia akan bertindak sebagai Chair dalam Working Committee on Financial Services Liberalization, yang mana Indonesia diberi tugas untuk mengatur negosiasi putaran kelima dimaksud. Selain itu, Chair juga diberi tugas untuk memfasilitasi negosiasi liberalisasi jasa keuangan dengan Mitra Dialog (Dialogue Partners/DPs) seperti Korea, Australia dan New Zealand. - Liberalisasi capital account berperanan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan mendukung integrasi ekonomi. Liberalisasi dilakukan dengan memperhatikan tingkat kesiapan dan karakteristik masing-masing negara anggota ASEAN. b. Penguatan inisiatif regional - Multilateralisasi CMI merupakan upaya untuk memperoleh likuditas jangka pendek ketika suatu negara mengalami krisis likuiditas. Mekanisme ini merupakan regional self help yang mencerminkan kredibilitas negara anggota dan kuatnya kerjasama di wilayah dalam menghadapi dan mengantisipasi terjadinya krisis. - Dalam upaya pengembangan pasar obligasi di Asia, negara anggota ASEAN+3 (AMCs+Jepang, Cina dan Korea) sepakat untuk mengembangkan sebuah roadmap baru (New Roadmap of Asian Bond Market Iniatiative/ABMI) agar tujuan-tujuan yang akan diraih lebih tangible dengan timeline yang jelas. 3. Kerjasama adaptasi dan mitigasi perubahan iklim a. AMCs menyadari bahwa perubahan iklim tidak hanya mengancam lingkungan tetapi juga perekonomian di dunia. Dalam hal ini, Para Menteri Keuangan mempunyai peranan yang penting melalui kebijakan sektor keuangan dan fiskal. b. Menindaklanjuti hasil High Level Event on Climate Change for Finance Ministers (HLECC-FM) di Bali bulan Desember 2007 yang lalu, AMCs sepakat untuk memformulasikan kebijakan dan kerjasama dalam upaya adaptasi dam mitigasi perubahan iklim. 4. Peningkatan profil ASEAN sebagai wilayah tujuan investasi a. AMCs sepakat untuk melakukan ASEAN Roadshow 2008 dengan diorganisir oleh Indonesia. Roadshow akan diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab pada bulan Oktober 2008 mendatang. b. AMCs mendukung Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan Dewan Gubernur ADB tahun 2009. Dalam hal ini, AMCs sepakat dan akan berpartisipasi dalam ASEAN Investment Day yang meliputi berbagai aktivitas antara lain investors' seminar, regional finance-related seminar, dan eksibisi. 5. Lain-lain a. AMCs sepakat untuk memanfaatkan kelebihan saving di ASEAN untuk pembiayaan infrastruktur. Untuk itu perlu dilakukan kajian yang lebih komprehensif atas proposal bagi penciptaan dana utama berikut kerangka kerja bagi dimulainya pembiayaan pembangunan infrastruktur. b. AMCs sepakat untuk segera menerapkan ASEAN Single Window pada tahun 2008 untuk ASEAN 6 dan 2012 untuk ASEAN 4. c. AFMM process akan mengikuti single chairmanship sebagaimana disebutkan dalam ASEAN Charter yang mana rotasi chairmanship akan mengikuti pola dalam ASEAN Summit Process. Dengan demikian, chairman untuk ASEAN Finance Ministers' Process pada tahun 2009 adalah Thailand. (Sumber:Puskerin,BKF) Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Samsuar Said, Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Departemen Keuangan, Telp: (021) 384-6663, Fax: (021) 384-5724

Pewarta: imung
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2008