Markas Besar PBB (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, Senin, menandai peringatan 14 tahun pembantaian etnik Rwanda dengan ikrar tidak akan membiarkan tragedi yang sama terulang lagi. "Perserikatan Bangsa-Bangsa punya tanggung jawab moral untuk bertindak dengan menarik pelajaran dari Rwanda," kata sekretaris jendral dalam suatu pesan untuk menghormati 800 ribu orang -- sebagian besar minoritas suku Tutsi dan juga beberapa Hutu -- yang terbunuh ecara kejam dalam 100 hari di negara Afrika timur itu. "Itu sebabnya pada hari ini disampaikan desakan untuk memperkuat usaha-usaha pencegahan pembantaian lain," tambah dia. "Itu adalah hal yang ingin saya raih selama saya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal maupun tahun-tahun setelahnya." Ban, yang Januari tahun lalu mengunjungi tugu peringatan korban pembantaian massal 1994 itu saat mengunjungi Kigali, mengemukakan dirinya telah mendirikan jabatan formal penasehat istimewa PBB untuk pencegahan pembantaian tersebut. Dia juga mengangkat seorang penasehat istimewa dengan tugas yang berfokus kepada " Tanggung Jawab untuk Melindungi" mereka yang terancam pembunuhan etnik, pembersihan etnik, atau kejahatan terhadap kemanusiaan. Kewajiban itu disepakati semua negara pada pertemuan puncak yang berlangsung di Markas Besar PBB tahun 2005. Ban juga mengulanji janjinya untuk berkarya bagi HAM di semua tempat, mengingat PBB sedang memperingati 60 tahun hari jadi Deklarasi Universal HAM dengan lewat kesadaran global untuk menjamin bahwa hak-hak tersebut diketahui, dipahami, dan dinikmati oleh semua orang di semua tempat. Pembantaian Rwanda dipicu oleh jatuhnya pesawat yang membawa Presiden Juvenal Habyarimana, dari etnik Hutu, akibat serangan Rudal pada 6 Apri, 1994. (*)

Pewarta: imung
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008