Jakarta (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS) dan Indonesia menganggap golongan ekstremis menjadi ancaman yang paling berbahaya di kawasan Asia Pasifik. Demikian antara lain isi pembicaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Komandan Pasukan Amerika Serikat di Pasifik Laksamana Timothy J Keating di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat. "Ancamannya adalah sama terhadap Indonesia dan AS, yaitu ancaman ekstremisme. Masalah ini kami diskusikan," kata Keating dalam jumpa pers di Jakarta usai pertemuan itu. Menurut dia, dalam pertemuan itu Indonesia dan Amerika Serikat sepakat bekerja sama dalam pertukaran data intelejen dan militer serta penegakan hukum yang bisa membuat sulit golongan ekstremis itu melakukan kekerasan dan pergerakan di Indonesia dan kawasan. "Dan kami memuji Presiden dalam usahanya menumpas ekstremis-ekstremis itu," katanya. Keating mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus melanjutkan program pertukaran militer, termasuk personel militer dan teknologi pertahanan. "Saya mengucapkan selamat juga atas meningkatnya keamanan di Selat Malaka. Saya sampaikan kepada Presiden respek militer AS terhadap militer Indonesia dan berharap hubungan baik dapat terus berlangsung," katanya. Sementara itu, Juru Bicara Presiden Dino Patti Djalal mengatakan bahwa dalam pertemuan itu Presiden juga mengharapkan ada kerja sama yang lebih aktif dalam bidang penanggulangan bencana. Selain Keating hadir dalam pertemuan itu Dubes AS di Indonesia Cameron Hume, sementara Presiden didampingi oleh Menkopolhukkam Widodo AS, Mensesneg Hatta Rajasa, Menlu Hassan Wirajuda dan Menhan Juwono Sudarsono.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008