Bandung (ANTARA News) - KPU Jawa Barat meminta masyarakat tidak tinggal diam bila mendapati praktik "serangan fajar" atau politik uang pada hari pencoblosan Pilkada Jabar 2008, Minggu besok. "Bila memang mendapati ada praktik politik uang, laporkan saja langsung ke Panwaslu atau KPU. Tindakan itu sebagai bentuk tanggung masyarakat terhadap proses demokrasi di Jabar," kata Ketua KPU Jawa Barat, Setia Permanadi Bandung, Sabtu. Ia mengakui, tiga hari tenang merupakan saat-saat paling rawan politik uang atau serangan fajar. "Meski ketiga kandidat sudah komitmen untuk tidak melakukan politik uang menjelang pencoblosan, tapi kami tidak ingin kecolongan. Masyarakat harus membantu KPU dan Panwaslu mengawal Pilkada ini," kata Setia Permana. Sementara itu sehari menjelang pencoblosan Pilkada Jabar, masih ada keluhan dari masyarakat yang mengaku tidak masuk ke dalam daftar pemilih tetap (DPT), belum menerima kartu pemilih, undangan dan juga belum tuntasnya distribusi logistik Pilkada. Hal itu diakui oleh Anggota KPU Jabar, Ferry Kurnia Rizkiansyah yang mengatakan hingga Sabtu pagi ia masih banyak menerima SMS dan telepon terkait masalah itu. "Distribusi logistik Pilkada Jabar di beberapa daerah memang sedikit terhambat terutama kartu pemilih namun diharapkan bisa tuntas sebelum pencoblosan," kata Ferry. Namun secara umum distribusi surat suara dan surat pemberitahuan waktu dan tempat pencoblosan (C-6) sudah tuntas. "Kalaupun belum menerima kartu suara atau undangan (C-6), pemilih yang sudah masuk DPT bisa melakukan pencoblosan di TPS," kata Ferry. Sementara itu para petugas TPS dan masyarakat setempat mulai sibuk menyiapkan TPS. Sebagian besar warga mendirikan TPS di lapangan terbuka yang dilengkapi tenda, sebagian lagi menyiapkan TPS di dalam ruangan tertutup (indoor).(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008