New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street ditutup menguat, Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), setelah perusahaan penerbangan AS Delta Air Lines dan Northwest Airlines mengumumkan rencana penggabungan usaha mereka (merger) dan laba kuartalan Johnson & Johnson lebih baik dari perkiraan. Merger perusahaan penerbangan senilai 18 miliar dolar AS dan membaiknya laba dari raksasa produsen produk perawatan kesehatan tersebut mendorong sentimen investor yang telah tertekan oleh aliran kredit yang tersumbat (credit crunch) industri perbankan. Dilaporkan AFP, indeks saham-saham blue-chip Dow Jones Industrial Average ditutup naik 60,41 poin atau 0,49 persen pada 12.362,47. Indeks komposit Nasdaq meningkat 10,22 poin atau 0,45 persen menjadi 2.286,04 dan indeks Standard & Poor`s 500 menguat 6,11 poin atau 0,46 persen menjadi ditutup pada 1.334,43. Kedua perusahaan penerbangan AS itu mengumumkan proposal transaksi mereka akhir Senin dan mengatakan merger tersebut akan menciptakan maskapai penerbangan terbesar di dunia jika disetujui oleh regulator dan para pemegang saham. Maskapai penerbangan ketiga dan keempat terbesar AS itu berencana menggabungkan perusahaannya di bawah nama Delta, karena maskapai penerbangan di seluruh dunia bersaing untuk mengatasi meroketnya harga bahan bakar minyak. Saham Delta berakhir turun 12,6 persen pada 9,16 dolar AS, sementara saham Northwest berakhir turun 8,4 persen menjadi 10,28 dolar AS. Para investor juga menyambut gembira laba terakhir Johnson & Johnson. Produsen perawatan kesehatan global ini melaporkan penjualannya pada kuartal pertama mencapai 16,2 miliar dolar AS. Sahamnya berakhir turun 0,1 persen pada 65,65 dolar AS karena perusahaan mendukung meluasnya kekhawatirann tentang laba perusahaan yang tertekan oleh pelambatan pertumbuhan ekonomi AS. Beberapa bank besar akan merilis laba kuartal pertama mereka pada hari-hari mendatang, dan para analis mengatakan neraca keuangan mereka masih diwarnai kerugian terkait "mortgage". Berlanjutnya kekhawatiranekonomi karena melambungnya harga energi dan pangan memicu harga penjualan kulakan naik lebih besar dari perkiraan, 1,1 persen pada Maret di tengah memuncaknya kekhawatiran tentang percepatan laju inflasi. Laporan bulanan departemen tenaga kerja menunjukkan indeks harga produsen menunjukkan kenaikan lebih cepat dari perkiraan sebagian besar analis. "Harga kulakan sedang meningkat dan konsumen diperkirakan akan lebih terguncang di super market dan stasiun gas," kata Joel Naroff, presiden Naroff Economic Advisors. Sebagian besar ekonom yakin the Federal Reserve lebih asyik dengan pelambatan pertumbuhan ekonomi daripada risiko inflasi saat ini, terutama kecemasan akan memasuki resesi pada paruh pertama tahun ini. Saham-saham Eropa juga mneguat pada Selasa. Di London, indeks FTSE 100 naik 1,29 persen menjadi 5.906,90 poin. Di Paris, indeks CAC 40 naik 0,30 persen menjadi 4.780,68 poin sementara di Frankfurt indeks Dax naik 0,47 persen menjadi 6.585,05 poin. (*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008