Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Boediono menyatakan hingga kini dampak krisis kredit macet perumahan di AS belum tuntas dan kemungkinan akan menimpa Indonesia. "Dari sisi keuangan, kasus `subprime mortgage` belum tuntas. Itu kemungkinan berdampak pada biaya risiko dan kredit keuangan," kata Boediono di Gedung Utama Depkeu, Jakarta, Rabu. Menurut dia, krisis di tingkat global yang salah satunya dipicu kasus kredit macet itu akan berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi termasuk di Indonesia. "Intinya kalau dunia mengalami slowdown, jelas semua terpengaruh, bahkan China mulai sedikit turun walau masih di atas 10 persen," katanya. Menurut Boediono, yang harus diwaspadai dengan penurunan pertumbuhan ekonomi global adalah kemungkinan dampaknya pada ekspor Indonesia. "Kita harus waspadai dari sisi ekspor tapi ada beberapa komodti bagus Indonesia yang harganya masih baik," katanya. Menanggapi proyeksi pertumbuhan ekonomi selama triwulan I sebesar 6,2 hingga 6,3 persen, Boediono mengatakan, pada saatnya BPS akan melaporkan secara komprehensif. "Lebih baik tunggu saja dari BPS, itu lebih komprehensif," katanya. Menanggapi harga minyak yang mencapai 113 dolar AS per barel, Boediono mengatakan, sudah ada sejumlah pengaman di APBN berkaitan dengan harga minyak. "Di APBN sudah ada beberapa pengaman. Itu Menkeu saja yang sampaikan," katanya. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008