Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu sore turun tipis tiga poin menjadi Rp9.198/9.200 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.195/9.198 per dolar AS. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, koreksi harga terhadap rupiah pada Rabu sore agak berkurang dibanding pagi. Berkurangnya tekanan negatif terhadap rupiah, karena Bank Indonesia (BI) tetap berada di pasar membeli dolar AS dalam jumlah yang tidak besar, katanya. BI, menurut dia, tetap menjaga agar rupiah berada di bawah posisi Rp9.200 per dolar AS karena dikhawatirkan apabila rupiah berada di atas angka tersebut maka keterpurukan akan makin terjadi. "Kami optimis BI akan tetap menjaga rupiah berada di bawah angka Rp9.200 per dolar AS, katanya. Ia mengatakan, rupiah mendapat tekanan pasar, akibat membaiknya dolar AS di pasar regional, setelah data harga produsen dan manufaktur AS membaik. Membaiknya kedua data AS itu memberikan sinyal kepada bank sentral AS (The Fed) agar hati-hati dalam melakukan penurunan suku bunga Fedfun, ucapnya. Ia mengatakan, pelaku pasar cenderung membeli dolar AS ketimbang rupiah, karena keyakinan memegang dolar AS lebih kuat, meski ada laporan bahwa pemodal Indonesia merupakan investor yang menduduki nomor tiga setelah China dan India. Aktivitas pasar masih lesu, karena pelaku pasar masih menunggu pertemuan The Fed pada akhir bulan ini yang akan membahas tingkat suku bunga itu, ucapnya. Rupiah, lanjut dia pada hari berikutnya juga masih melemah yang terus mendekati angka Rp9.200 per dolar AS, meski koreksi harga yang terjadi tidak besar. "Kami memperkirakan rupiah akan terus melemah hingga mencapai angka Rp9.200 per dolar AS, karena tekanan pasar masih terjadi," ucapnya. Rupiah akan kembali membaik, apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya yang diperkirakan akan turun sebesar 50 basis poin.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008