Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II setiap tahun biasanya merupakan yang terbesar dibanding kuartal lain.

"Terkait pertumbuhan ekonomi, memang biasanya kuartal II paling tinggi turunnya," kata Darmin di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.

Ia menyebutkan gejala tersebut sudah terlihat sejak awal dari kondisi ekonomi dunia yang melemah dan impor yang naik.

Namun menurut dia, impor yang naik justru mendorong kegiatan ekonomi nasional tetap berjalan. "Kalau impor tidak naik, itu ekonominya agak melambat," katanya.

Ia mengakui ada perlambatan ekonomi pada kuartal kedua 2019 ini, tapi dari penjelasan BKPM, pada bulan bulan terakhir ini investasi naik lagi.

Baca juga: Darmin sebut perlemahan ekspor dan impor picu ekonomi melambat

"Jadi betul ada perlambatan di kuartal kedua, tapi itu bukan gejala permanen karena investasi masih naik," katanya.

Menurut dia, untuk mendorong peningkatan investasi, pemerintaj sudah menerbitkan berbagai kebijakan seperti tax holiday dan lainnya.

"Kami tinggal membuat itu benar-benar membumi," katanya.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2019 mencapai 5,05 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau lebih rendah dibanding kuartal II 2018 yang sebesar 5,27 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca juga: BPS: Pertumbuhan ekonomi kuartal II capai 5,05 persen

Pewarta: Agus Salim
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2019