Surabaya (ANTARA News) - Persaingan antaroperator telekomunikasi yang berlangsung saat ini bukan lagi pada persaingan kecanggihan teknologi yang dimiliki, tapi lebih mengarah kepada persaingan manfaat (benefit) yang bisa diberikan kepada pelanggan. "Persaingan tidak di teknologi, tapi `benefit` apa yang bisa diberikan kepada customer," kata Direktur Konsumer Telkom, I Nyoman Wiryanatha, di Surabaya, Kamis. Menurut dia, masing-masing operator telekomunikasi kini sudah berusaha mengaplikasikan teknologi yang dinilainya paling canggih sehingga teknologi yang dimiliki operator telekomunikasi tidak beda jauh. Karena itu, kata Nyoman, Telkom kini telah menerapkan konsep layanan "total solution". Dengan konsep itu, diharapkan pelangan bisa terpuaskan dan bahkan "surprise". Konsep tersebut, sangat dirasakan hasilnya. "Indeks kepuasan pelanggan seluruh Kantor Telkom menunjukkan peningkatan," katanya. Untuk mendukung kepuasan pelanggan, Telkom juga terus melakukan langkah-langkah kreatif guna "memperkaya" jenis-jenis layanannya, di antaranya dengan menggandeng berbagai "content provider". Bahkan, jika digambarkan bisnis Telkom sebelumnya berupa piramida tegak dengan infrastruktur sebagai dasar, portal dan konten (content) sebagai pendukung, kini posisinya justru terbalik. Berbagai jenis layanan yang terus diluncurkan tersebut diakui mampu menjaga tingkat loyalitas pelanggan. "Jika sebelumnya, begitu muncul 'gimmick' baru dari suatu operator pelanggan 'lari', kini tidak lagi," katanya menjelaskan. Nyoman mengakui, di era persaingan antaroperator yang begitu tajam, pelanggan yang diuntungkan. Operator telekomunikasi bersaing untuk menggaet pasar sebesar-besarnya. Tapi, ia optimis Telkom yang telah memiliki infrastruktur yang baik didukung kualitas layanan yang terus ditingkatkan serta "pricing" yang ditawarkan sangat kompetitif, tetap akan menjadi "market leader". Pada bagian lain, Nyoman juga mengakui bahwa persaingan antar layanan operator GSM (Global System for Mobile communication) dan CDMA (Code Division Multiple Access) kini tidak lagi tersegmentasi, tapi sudah berhadap-hadapan. Apalagi, tarif yang ditawarkan masing-masing jenis layanan operator tersebut kini semakin sangat bersaing. Pelanggan Telkom Flexi yang berbasiskan teknologi CDMA kini telah mencapai 6,7 juta, atau tumbuh dari akhir tahun lalu sebanyak 5,6 juta. Dari jumlah itu, 85 persen diantaranya pelanggan prabayar (Trendy) dan 15 persen lainnya pelanggan pascabayar (Classy). Jumlah penjualan Flexi tahun ini ditargetkan sebesar 11,6 juta. Jika tingkat angka hangus (churn) sekitar 30 persen, maka jumlah pelanggan akan tumbuh sekitar 5,5 juta.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008