Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antar-bank Jakarta melemah tipis empat poin menjadi Rp9.195/9.207 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa rupiah sejak awal pekan ini terus terkoreksi karena pelaku berlanjut melepas mata uang lokal itu, sekalipun dolar AS di pasar regional melemah. Koreksi harga terhadap rupiah selama empat hari berturut-turut relatif kecil, sehingga posisi rupiah masih di bawah angka Rp9.200 per dolar AS, katanya. Pelaku pasar domestik, lanjut dia, lebih cenderung memegang dolar AS ketimbang rupiah, meski data sektor perumahan AS pada Maret lalu terpuruk sebesar 11,9 persen. Faktor utama yang mendorong pelaku membeli dolar AS terpicu oleh menguatnya harga minyak mentah dunia yang mencapai angka 114 dolar AS per barel, ucapnya. Selain itu, menurut dia, pelaku pasar menunggu keputusan bank sentral AS (The Fed) yang berencana menurunkan suku bunganya lebih cepat, berkaitan dengan merosotnya sektor perumahan AS. "Kami optimis The Fed akan menurunkan suku bungan paling sedikit 25 basis poin," ujarnya. Ia mengatakan, rupiah juga mendapat dukungan dari masuknya Bank Indonesia (BI) di pasar untuk terus menjaga mata uang Indonesia tidak terpuruk. Menurut dia, rupiah sampai akhir pekan ini diperkirakan akan masih berada di kisaran angka Rp9.200 per dolar AS, karena aktifitas pasar masih tetap lesu. Para pelaku pasar cenderung hati-hati untuk masuk pasar. Mereka hanya mencoba membeli dolar AS, apabila naik kemudian melepasnya sehingga pergerakan kedua mata uang itu berada dalam kisaran yang sempit. Rupiah, menurut dia akan kembali membaik, apabila kesulitan pemerintah mengatasi masalah kenaikan harga minyak mentah dan bahan pangan dapat diatasi dengan mendapat suntikan dana baru dari luar dan penurunan suku bunga Fedfun. "Kami optimis penurunan suku bunga The Fed akan memberikan sentimen positif terhadap pergerakan rupiah," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2008