Samarinda (ANTARA News) - Kesuksesan kalangan selebritis dalam memenangkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) mencerminkan perubahan sikap pemilih yang kurang percaya terhadap calon dari kalangan pejabat, kata seorang guru besar. "Fenomena ini bisa menjadi sebuah cermin ketidakpercayaan masyarakat pemilih terhadap para calon pemimpinnya yang sebagian besar maju adalah pejabat, mantan pejabat," kata Prof Sarosa Hamongpranoto SH, M Hum di Samarinda, Jumat, menanggapi keberhasilan kalangan selebriti dalam Pilkada. Rano Karno misalnya beberapa waktu lalu telah dilantik menjadi Wakil Bupati Tangerang 2008-2013 sedangkan Dede Yusuf meraih suara terbanyak untuk menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat 2008-2013. Sarosa yang juga mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman menilai keberhasilan pasangan calon yang melibatkan selebritis bukan semata-mata keunggulan sebagai tokoh terkenal namun karena calon lain. Calon yang sudah pernah menjadi bupati, walikota, wakil gubernur, gubernur, atau menteri sibuk mengubah citra diri ketika berkampanye. "Sementara rakyat sudah pasti punya catatan kinerja mereka yang cenderung melihat dari sisi negatifnya saja," katanya. Kondisi ekonomi yang belum membaik dan kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako) menjadi beban berat bagi para calon kepala daerah yang pernah menjadi pemimpin dalam upaya membentuk citra diri sebagai pemimpin berhasil, katanya. Padahal kondisi ekonomi yang belum membaik itu, katanya, tidak terlepas dari pengaruh ekonomi global. Rakyat seolah tidak mau tahu bahwa kenaikan harga minyak dunia atau nilai tukar dolar AS bisa berdampak besar bagi perekonomian dalam negeri. "Rakyat tetap mempersalahkan para pemimpinnya," kata Sarosa. Ia menilai kesuksesan selebritis dalam Pilkada karena popularitas serta menjadi tokoh alternatif di tengah kejenuhan rakyat terhadap para pemimpinnya. Di sisi lain, kalangan selebritis itu unggul justru akibat faktor kelemahan calon lain dalam membentuk citra diri, katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008