Medan (ANTARA News) - Memasuki akhir pekan harga tiket pesawat khususnya rute Medan-Jakarta di Medan kembali mengalami lonjakan setelah beberapa pekan sebelumnya bertahan tinggi. Bahkan counter ticketing sejumlah maskapai di Bandara Polonia Medan mengaku tiket pesawat ke Jakarta telah mengalami "full booking" hingga Minggu, (20/4) dan jikapun tersedia harganya tergolong tinggi. "Tiket ke Jakarta untuk hari ini dan Minggu telah `full book` dan kalau pun ada harganya mahal," ujar Rita, salah seorang petugas counter ticketing salah satu maskapai di Bandara Polonia Medan, Sabtu. Harga tiket pesawat yang tergolong tinggi itu seperti Mandala Air Rp1,8 juta/orang, Lion Air Rp1,6 juta, Batavia Air Rp1,5 juta dan Garuda Indonesia Rp1,4 juta, Air Asia Rp1,2 juta, sedangkan harga sebelumnya berkisar antara Rp1-1,1 juta/orang. Menurut Rita, tingginya harga tiket pesawat itu karena meningkatnya pergerakan penumpang menjelang akhir pekan di Bandara Polonia Medan sehingga terjadi pertumbuhan pesanan tiket. Selain itu, dampak dari pencabutan izin operasional Adam Air yang memiliki delapan kali penerbangan rute Medan-Jakarta dalam sehari masih dirasakan. "Dampak Adam Air masih dirasakan khususnya rute Medan-Jakarta karena walau sejumlah maskapai menambah frekuensi penerbangan namun belum sepadan yang ditinggalkan maskapai itu," ujarnya. Sebelumnya Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) menduga maskapai penerbangan di Medan mempermainkan harga tiket pesawat dengan alasan sebagai akibat dicabutnya izin operasional Adam Air. "Kami menduga saat ini maskapai penerbangan di Medan mempermainkan harga tiket pesawat khususnya rute Medan-Jakarta dengan mengambil momentum tutupnya Adam Air," kata Direktur LAPK, Farid Wajdi. Menurut dia, dewasa ini antara maskapai dan perusahaan agen perjalanan (travel) sengaja "main mata" dengan mem-"booking" tiket sebanyak mungkin, seolah-olah banyaknya permintaan pasar sehingga hukum ekonomi berlaku dan harga tiket pun dinaikan. Atas kondisi tersebut LAPK meminta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk mencermati hal itu, karena permainan tersebut telah merugikan konsumen pesawat udara," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008