Purworejo (ANTARA News) - Aparat Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap seorang tersangka anggota jaringan terorisme, YSR (30), di Purworejo, Jawa Tengah. Kapolres Purworejo, AKBP Asjima`in di Purworejo, Selasa, membenarkan penangkapan tersangka di Desa Wingko Sanggrahan, Kecamatan Ngombol, Purworejo, Selasa (22/4) sekitar pukul 03.45 WIB itu. Aparat Polres setempat, katanya, hanya "membackup" Densus Antiteror saat penangkapan tersangka yang sedang berada di rumah mertuanya itu. Kini, katanya, tersangka telah dibawa ke Mabes Polri untuk penyelidikan lebih lanjut. Saat ditangkap, katanya, tidak terjadi perlawanan sehingga berlangsung lancar. Ketua RT02/RW02 Desa Wingko Sanggrahan, Suyanto, mengatakan sebelum petugas Densus Antiteror melakukan penangkapan telah memberitahu dirinya dan bahkan dirinya diminta menyaksikan dari jarak tertentu. YSR alias Fais berasal dari Kabupaten Wonogiri, Jateng, menikah dengan ML (22) warga setempat dan sekitar sebulan lalu anak mereka lahir. "Orangnya memang pendiam, tidak bersosialisasi, dan jarang di rumah, baru Senin (21/4) kemarin ada di rumah mungkin untuk menengok isteri dan anaknya," katanya. Ia menjelaskan, sekitar pukul 03.30 WIB sejumlah petugas mengetok pintu rumahnya dan menjelaskan kepada dirinya tentang rencana penangkapan itu. "Katanya YSR jaringan teroris pimpinan Noordin M. Top yang telah lama diincar," katanya. Saat penangkapan, katanya, beberapa petugas mengendarai empat unit mobil. Petugas bersama dirinya mendatangi rumah mertua tersangka di pinggir sawah yang berjarak sekitar 20 meter dari rumah dirinya. Di rumah mertuanya itu, tersangka berada. Ia menjelaskan, petugas mendobrak pintu rumah itu dan menangkap tersangka yang sedang tidur mengenakan kaos dan celana pendek. Sebelum membawa keluar rumah, katanya, petugas memasangkan kacamata dan memborgol tangannya, lalu membawa pergi dengan mobil. "Tidak tahu dibawa kemana, tetapi penangkapannya cepat dan tidak ada perlawanan," katanya. Petugas, katanya, juga membawa satu unit laptop dan sejumlah buku dari rumah itu. Pihak keluarga terkesan tidak bersedia diwawancara wartawan.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008