Sebelum dipukul tujuh hari berturut-turut, Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari dikirab
Senin, 9 September 2024 12:37 WIB
Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta membawa gamelan Sekaten Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari untuk dibawa ke Bangsal Pradangga Masjid Agung, Solo, Jawa Tengah, Senin (9/9/2024). Kedua gamelan pusaka Keraton tersebut akan ditabuh selama tujuh hari berturut-turut sebagai tanda dimulainya tradisi Sekaten atau peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa oleh Wali Songo. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.
Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta menaruh gamelan Sekaten Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari di Bangsal Pradangga Masjid Agung, Solo, Jawa Tengah, Senin (9/9/2024). Kedua gamelan pusaka Keraton tersebut akan ditabuh selama tujuh hari berturut-turut sebagai tanda dimulainya tradisi Sekaten atau peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa oleh Wali Songo. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.
Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta membawa gamelan Sekaten Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari untuk dibawa ke Bangsal Pradangga Masjid Agung, Solo, Jawa Tengah, Senin (9/9/2024). Kedua gamelan pusaka Keraton tersebut akan ditabuh selama tujuh hari berturut-turut sebagai tanda dimulainya tradisi Sekaten atau peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa oleh Wali Songo. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.