Bengkalis (ANTARA News) - Dua perkampungan di Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, masih `diambil alih` oleh kawanan gajah liar yang kelaparan dan memaksa puluhan keluarga di desa itu mengungsi.

Laporan warga yang bermukim di Desa Petani, Kamis, meyebutkan, kawanan gajah yang awalnya berjumlah sekitar 45 ekor itu, kini hanya tinggal beberapa ekor, namun masih menguasai perkampungan.

"Sudah dua pekan ini kami terpaksa menumpang di rumah tetangga yang rumahnya jauh dari lokasi gajah," kata Raya (45), warga yang menjadi korban kawanan gajah liar itu.

Menurut dia, jika hewan bertubuh besar dan berkulit tebal itu diusir maka dikhawatirkan tidak mau pergi, tetapi justru malah menyerang warga yang mencoba mengamankan kampung mereka dari hewan yang dilindungi negara itu.

Melihat kondisi itu, Kepala Desa Petani, Riantono, mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak bagi warganya sebab selaku pemimpin desa itu dirinya hanya dapat mengimbau agar tetap waspada terutama pada malam hari.

Selain itu warga juga diminta berjaga-jaga saat siang hari karena kawanan gajah itu datang secara tiba-tiba hingga tidak menutup kemungkinan menerobos rumah warga untuk mencari makanan.

"Selaku kepala desa saya tidak tahu harus berbuat apa lagi. Paling saya hanya bisa mengimbau karena jika sempat membunuh gajah itu, maka warga atau saya malah dihukum," katanya.

Sementara itu aktivis pencinta lingkungan setempat menyatakan, dewasa ini penanganan konflik antara gajah dan manusia di Bengkalis masih sebatas sosialisasi tanpa ada aksi.

"Penanganan gajah yang dilakukan selama ini hanya dibahas dalam rapat dan sosialisasi saja, sedangkan tindakan nyata dari pemerintah atau instansi terkait belum ada," ujar Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Alam dan Lingkungan, Simamora.

Jika kondisi itu terus didiamkan, maka tidak tertutup kemungkinan akan terjadi saling bunuh mengingat sudah banyak manusia yang meninggal karena diinjak gajah akibat konflik itu, katanya lagi.
(T.M046/R009)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010