Jakarta (ANTARA News) - Ketua Partai Amanat Nasional Bara Hasibuan, mengatakan dekatnya waktu pengumuman kesepakatan baru koalisi dengan pengumuman Menkeu Sri Mulyani sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, menguatkan kecurigaan publik bahwa kasus Century hanya alat untuk menyingkirkan Sri Mulyani.

"Pengumuman kesepakatan baru yang hanya sekitar 48 jam setelah diumumkannya kepindahan Sri Mulyani ke Bank Dunia memperkuat opini bahwa kasus Century merupakan upaya untuk menjegal Sri Mulyani, yang dianggap menghalangi pengaruh berbagai kepentingan politik dan bisnis," katanya di Jakarta, Senin.

Bara Hasibuan, mengatakan, "timing" (waktu) dalam memutuskan sesuatu dalam politik sangat menentukan. Dengan waktu yang tidak tepat itu koalisi berpotensi gagal mendapatkan kepercayaan publik yang sangat diperlukan untuk menjalankan roda pemerintahan ke depan.

Kecurigaan publik ini semakin diperkuat dengan pernyataan salah satu petinggi Partai Golkar yang mengatakan bahwa kasus Century bisa dihentikan. "Pernyataan itu memperkuat opini publik bahwa ini semua adalah sekedar permainan bukan upaya penegakan hukum," tegas Bara.

Menurutnya, yang patut dilihat adalah apakah kesepakatan itu nantinya akan mengorbankan dua janji utama pemerintahan SBY, yaitu pemerintahan yang bersih dan kebijakan ekonomi yang bebas dari berbagai kepentingan.

Terkait hal ini, kata Bara, PAN akan berusaha untuk memastikan bahwa kesepakatan baru tersebut tidak akan mengorbankan janji utama pemerintahan.

Selain itu, Bara juga menyinggung penyebab utama kurang efektifnya koalisi yang dijalankan selama ini, apakah disebabkan oleh kurangnya koordinasi, atau adanya kepentingan politik yang mendominasi di balik penyelidikan kasus Century dalam hal ini untuk menyingkirkan Sri Mulyani.

"Kegagalan partai-partai koalisi di kesimpulan akhir Pansus adalah karena mereka tidak patuh pada etika koalisi," katanya.(U002/R009)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010