Surabaya (ANTARA News) - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mengaku kesulitan mengidentifikasi para pelaku kejahatan yang beraksi dalam kurun sepekan terakhir ini.

"Itu karena para pelaku hampir tidak meninggalkan jejak usai melakukan aksinya. Hal itu menandakan mereka cukup berpengalaman," kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Anom Wibowo, di Surabaya, Sabtu.

Di beberapa tempat para penjahat bahkan sama sekali  tidak meninggalkan jejak. "Kami juga masih mempelajari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan identifikasi kepolisian. Beberapa orang yang kami curigai juga telah kami amati terus," ujarnya.

Ia menegaskan polisi telah menyebar untuk memburu pelaku yang diduga berkeliaran di Surabaya. Para anggota yang disebar sengaja dibentuk secara khusus untuk menyisir titik tertentu yang dicurigai menjadi persembunyian pelaku.

"Ada tim khusus yang bertugas memburu ke beberapa lokasi. Jadi, tunggu saja mudah-mudahan secepatnya pelaku bisa tertangkap," paparnya.

Dalam sepekan, beberapa insiden beruntun melibatkan pelaku bersenjata tajam terjadi di Surabaya. Tercatat tujuh kejadian dalam tujuh hari terakhir belakangan ini.

Peristiwa tersebut, pada 23 September lalu, sebuah rumah milik seorang pengusaha mobil di Jalan Sukomanunggal Jaya II/46 dibobol kawanan pencuri. Bermodus masuk dengan merusak kunci pagar, korban merugi hingga Rp50 juta.

Hanya berselang beberapa jam, dua wanita yang baru keluar dari rumah makan di kawasan Jalan Indragiri menjadi korban perampasan.

Pelaku yang berboncengan mengendarai sepeda motor mengancam dengan senjata tajam dan tidak segan melukainya jika tas tidak diberikan.

Berikutnya, 27 September, seorang karyawan PT Dainaka Sejati Internasional dirampok empat orang berkemdara roda dua. Rp33 juta uang gaji karyawan lenyap usai karenanya. Kasus ini dilaporkan ke Polsek Asemrowo.

Berselang dua hari atau 29 September, rumah seorang perwira polisi berpangkat Brigadir Jenderal di kawasan Jalan Gayungsari juga disatroni pencuri.

Meski kerugian tidak banyak, namun kasus ini menjadi perhatian khusus polisi, karena korbannya bukan orang biasa di dunia korps berseragam cokelat, bahkan pemilik rumah pernah berdinas dan menjabat sebagai Kapolres Surabaya Selatan.

Pada 30 September, tiga kejadian berturut-turut mewarnai kota ini yakni pembobolan rumah di kawasan Jalan Ketintang, kemudian dua insiden perampasan yang lokasinya tidak jauh juga terjadi.

Di kawasan Jalan Bratang Binangun terjadi aksi perampasan dengan korban Setyowati (58) merugia hingga Rp15 juta.

"Saat itu, korban turun dari mobil langsung ditakuti senjata tajam, karena panik korban menyerahkan tasnya," kata Kanitreskrim Polsek Gubeng Iptu Winarno. (*)
ANT/E011/AR09

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010