PBB (ANTARA News/AFP) - Anggota Dewan Keamanan PBB dan seorang utusan organisasi dunia itu, Selasa, menyampaikan keprihatinan mereka pada tindak pengawasan di Timor Leste.

Mereka juga prihatin dengan beberapa keputusan Presiden Jose Ramos Horta.

PBB sendiri akan merampungkan misi pasukan penjaga perdamaiannya yang dikirim paska-kerusuhan besar tahun 2006 di Timor Leste, negara kecil tetangga Indonesia itu.

Organisasi dunia itu akan membantu Dili menggelar Pemilu tahun 2012.

Utusan Khusus PBB untuk Timor Leste, Ameerah Haq, memuji stabilitas umum di negara itu namun menyampaikan keprihatinannya pada tindak pengawasan dan mengubah masa tahanan beberapa orang tersangka kerusuhan 2006.

"Kepercayaan publik pada kemauan negara untuk mendukung tegaknya aturan hukum dan hak asasi manusia dapat terpengaruh kalau rakyat memandang adanya perlakuan khusus bagi kasus-kasus orang penting," katanya.

Menurut Haq, dia mengungkapkan "keprihatinannya" dalam pertemuan dengan Ramos-Horta menyusul pembatalan masa tahanan sejumlah orang yang divonis terlibat dalam serangan militer pada 11 Februari 2008.

Serangan itu menargetkan dirinya dan diri Perdana Menteri Xanana Gusmao. Pengadilan setempat menvonis beberapa orang tentara telah membunuh delapan orang polisi dalam kerusuhan 2006.
(R013/S008/R009)

Pewarta: NON
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010