Jakarta (ANTARA) - Indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong naik pada Senin, didukung oleh kenaikan saham-saham perbankan dan properti karena tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi di China memunculkan harapan pelonggaran kebijakan terbaru.

Saham-saham teknologi jatuh, terseret oleh saham Alibaba yang diguncang oleh tuduhan penyerangan seksual.

Indeks Hang Seng naik 0,4 persen menjadi 26.283,40, sedangkan Indeks China Enterprises naik 0,4 persen menjadi 9.313,97.

Inflasi produk pabrik China naik 9 persen pada bulan Juli, meningkat lebih cepat dari bulan sebelumnya dan di atas perkiraan, menambah ketegangan pada ekonomi yang kehilangan momentum pemulihan.

Data inflasi yang mengkhawatirkan, ditambah perkiraan perlambatan pertumbuhan ekspor domestik bulan lalu, memicu ekspektasi pelonggaran baru dari Beijing.

"Kami mengharapkan pemotongan RRR (required rate of return) 50 basis poin lagi tahun ini, sementara penerbitan obligasi pemerintah daerah dapat dipercepat dalam beberapa bulan mendatang untuk mendukung investasi infrastruktur," tulis Morgan Stanley, mengutip perlunya lebih banyak dukungan kebijakan untuk menstabilkan pasar kerja.

Indeks keuangan Hong Kong, yang didominasi oleh raksasa perbankan China, naik 1 persen. Indeks properti melonjak 2,1 persen. Namun indeks Hang Seng Tech turun 0,5 persen.

Saham Alibaba Group Holding Ltd turun 2,5 persen, setelah raksasa e-commerce China itu mengatakan pada Minggu (8/8/2021) bahwa pihaknya telah menonaktifkan beberapa staf menyusul tuduhan seorang karyawan perempuan perusahaan itu bahwa dia mengalami pelecehan seksual oleh bosnya dan seorang klien.

Raksasa pengiriman makanan Cina Meituan bertambah 3,1 persen, setelah mengikuti pertemuan dengan regulator pemerintah untuk meningkatkan keselamatan dan hak-hak pekerja pengiriman.

Baca juga: Saham Hong Kong tergelincir karena kekhawatiran virus dan peraturan
Baca juga: Saham Hong Kong jatuh 221,86 poin, dipicu khawatir regulasi teknologi
Baca juga: Saham Hong Kong naik didorong teknologi dan konsumen


Pewarta: Biqwanto Situmorang
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2021