London (ANTARA News) - Dubes RI di Lisabon, Albert Matondang meresmikan komunitas surfing Portugal - Indonesia (Indonesian Surfing Community - LUSO) sekaligus peluncuran buku "Sumatra: Regresso Ao Paraiso" bertempat di Museum Oriente Lisabon.

Conselor Penerangan KBRI Lisabon, Perry Pada, dalam keterangan persnya yang diterima Antara London, Rabu mengatakan acara peluncuran komunitas tersebut diadakan KBRI Lisabon bekerja sama dengan Associacao De Surf Amigos da Indonesia ASAI dan didukung Foudation Orient.

Dikatakannya acara peresmian dalam rangka memperkuat kaitan akar sejarah dan budaya Indonesia - Portugal yang sudah ada sejak lima abad silam dan upaya memfasilitasi tingginya semangat persahabatan generasi muda para peselancar kedua Negara.

Menurut Perry Pada, pendirian komunitas surfing Indonesia-Portugal itu juga mempererat tali persahabatan antar masyarakat kedua negara (poeple to people contact) terutama interaksi antar generasi muda Portugal dan Indonesia.

Diharapkan melalui kegiatan komunitas selancar hubungan budaya dan pariwisata kedua negara semakin tumbuh subur di masa datang dan hubungan bilateral kedua negara yang terbina dengan baik semakin kokoh.

Buku yang ditulis peselancar Portugis Goncalo Ruivo, mencerminkan eratnya jalinan persahabatan antar generasi muda Portugis dan Indonesia saat ini.

Dalam buku tersebut antara lain menceritakan pengalaman lebih dari 250 perselancar Portugal yang pernah berselancar diberbagai pantai di P. Sumatra serta menikmati ombak dan keindahan pulau Sumatra.

Melalui buku ini, para peselancar diundang menikmati adventure para peselancar Portugis di Sumatra dan dan informasi tentang potensi wisata selancar yang berlimpah ruah di Pulau Sumatra.

Menurut Perry Pada, besarnya potensi surfing Portugal dan dikenalnya ombak di pantai Sumatra dimanfaatkan untuk menjaring wisata selancar Portugal untuk berkunjung ke Indonesia khususnya ke P. Sumatra.

Dari catatan statistik tahun 2009 lebih dari 13.000 wisatawan Portugis mengunjungi Indonesia merupakan angka yang cukup signifikan mengingat normalisasi hubungan diplomatik Indonesia dan Portugal yang baru berjalan selama 10 tahun terakhir ini.

Selama ini KBRI juga aktif mengirim wartawan Portugis untuk melihat langsung perkembangan di tanah air dan meliput berita dalam rangka promosi Indonesia untuk pirsawan Portugis.

"Hampir tiap bulan program TV Portugal menyiarkan berita positif tentang Indonesia," ujarnya tampaknya masalah Timor Timur sudah dilupakan masyarakat Portugal.

Dalam setiap promosi seni dan budaya Sumatra, Bali, Yogya, Aceh tiap semester diadakan di Portugal berhasil mendulang antusiasme masyarakat dipelosok Portugal untuk menyaksikan tayangan tentang Indonesia.

Menurut Perry Pada, keterkaitan sejarah dan budaya Indonesia dengan Portugal sejak lima abad lalu ketika bangsa Portugis menginjak bumi Nusantara juga meninggalkan berbagai peninggalan etnologi dan bahasa.

Tercatat hampir 2000 kosata kata Portugis masih digunakan di Indonesia seperti bendera, sepatu, bola, jendela, terigu, kemeja tinta, kertas yang semuanya itu faktor dominan pulihnya hubungan kedua negara dalam waktu yang relatif singkat, demikian Perry Pada. (ZG/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010