Akibat pembatasan jumlah penonton yang diterapkan panitia, mereka tetap setia menunggu di depan gerbang stadion untuk menyemangati tim kebanggaannya yang berlaga di babak semifinal futsal PON XX Papua melawan Jawa Timur.
"Senang saya meski tidak bisa masuk ke dalam (stadion). Apalagi, tim Papua menang," kata Sony (16), warga SP5 Timika, ditemui di depan stadion, Jumat.
Tak sendiri, Sony bersama kawan-kawannya datang untuk menyaksikan laga semifinal tersebut.
Bersama ribuan suporter lainnya, Sony memilih bertahan di depan stadion, sembari menonton siaran langsungnya dari "gadget".
Kala tahu tim kesayangannya mencetak gol, para suporter bersorak gembira dari luar stadion.
"Nonton dari hape (ponsel). Tapi saya tetap di sini (depan stadion). Tahu gol tadi juga dari hape," kata remaja yang masih duduk di SMA itu.
Suporter lain, Herman (23) juga mengaku senang meski hanya bisa memberikan dukungan tim kebanggaannya dari luar stadion.
"Lebih senang lagi kalau bisa masuk, tapi tidak bisa. Tidak apa-apa nonton dari sini (luar stadion) juga," kata warga SP5 Timika itu.
Sebelumnya, ribuan suporter yang sebagian besar pendukung tuan rumah tim futsal Papua sempat tertahan dan berdesak-desakan di pintu masuk GOR Futsal Kabupaten Mimika.
Panitia penyelenggara membatasi jumlah penonton yang masuk ke dalam arena GOR Futsal Mimika maksimal hanya 300 orang sesuai kuota yang ditentukan, yaitu hanya 25 persen dari kapasitas gedung yang mampu menampung hingga 3.000 orang.
Para petugas gabungan dari kepolisian, TNI, dan dinas setempat tampak berjaga dan mengatur arus lalu lintas di depan stadion.
Situasi di depan GOR Futsal juga tetap kondusif hingga usai pertandingan, sedangkan para pendukung langsung membubarkan diri dengan tertib.
Pada babak semifinal, Tim Jatim kalah dari tuan rumah Papua dengan skor yang cukup telak, yakni 1-5.
Baca juga: Tim futsal Papua minta dukungan warga Mimika saat laga semifinal
Baca juga: Tim Jabar siap hadapi NTB di semifinal Futsal PON XX
Baca juga: Tim futsal Jatim nyatakan siap hadapi Papua pada semifinal
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021