Pada nomor W1X, emas pertama Sultra dipersembahkan Julianti setelah mencatatkan waktu tercepat 8 menit 23,347 detik, disusul atlet Sulawesi Selatan, Nurtang, dengan catatan waktu 8 menit 25,997 detik. Adapun perunggu diperoleh Puteri Agni Anugerah asal Sumatera Selatan (8 menit 27,765 detik).
Sementara emas kedua Sultra pada Kamis dipersembahkan duet Aulia Galib dan Julianti pada nomor W2- setelah menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 7 menit 58,366 detik.
Medali perak diraih pedayung Jawa Barat, Firdausi Nurul Hakim dan Anisa Shopiani, setelah mencatatkan waktu 8 menit 1,538 detik. Adapun perunggu menjadi milik DKI Jakarta lewat Aisah Nabila dan Maslin Efrilia dengan catatan waktu 8 menit 7,981 detik.
Perlombaan yang digelar pada Kamis, memperebutkan tujuh emas. Setelah Sultra, dua emas juga diraih Maluku, lalu Jabar, Jatim, dan DKI Jakarta masing-masing merebut satu emas.
Baca juga: Hari ini, perebutan tujuh emas cabang olahraga dayung
Pelatih Sultra yang juga pelatih Pelatnas dayung Indonesia Muhammad Hadris sudah memprediksi bahwa anak-anak asuhnya bisa mengamankan medali emas. Apalagi dayung menjadi salah satu andalan Sultra untuk mendulang emas.
"Rata-rata pedayung di sini atlet saya semua di Pelatnas jadi sudah tahu karakter pedayungnya. Tadi yang dapat medali emas adalah atlet terbaik saya di Pelatnas," kata Hadris ditemui seusai perlombaan.
Menurutnya, ajang PON ini menjadi salah satu tolak ukur perkembangan atlet selama menjalani Pelatnas. Secara keseluruhan ia puas atas performa yang ditunjukkan anak-anak asuhnya, sebab peraih medali rata-rata atlet Pelatnas.
"Kita kan sulit saat pandemi untuk Tryout selama pandemi ini, jadi hampir dua bulan kami di Pelatnas dan ini hasilnya," kata dia.
Baca juga: Peraih emas dayung PON Papua masih didominasi atlet pelatnas
Baca juga: KONI Pusat harap arena dayung bisa jadi pusat pelatihan di Timur
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021