Menurut Nevile, kebijakan tersebut harus dilakukan apalagi, sejak 5 Oktober 2021, terdapat 5 atlet dan ofisial PON dinyatakan positif terpapar virus COVID-19 di Merauke.
“Mereka yang positif itu dari Jayapura, Jatim, DIY, dan Kalteng. Kalau dilihat dari waktunya, ini kena dari daerah asal," ujar Neville seperti dikutip InfoPublik, Jumat.
Selain rutin melakukan swab antigen, menurut Neville, yang terpenting adalah masyarakat Merauke tetap taat dan disiplin mengikuti protokol kesehatan (prokes), terutama memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga imun tubuh.
“Lebih bagus lagi, adalah mengantarkan diri untuk divaksinasi. Sebab dengan divaksin, kekebalan tubuh semakin diperkuat, sehingga walaupun tertular virus kondisinya masih bisa tertolong. Kita jaga agar sesudah PON, tidak terjadi klaster baru dan situasi Merauke tetap baik-baik saja,” tegasnya.
Panitia pelaksana PON Klaster Merauke bekerja sama dengan pihak terkait memang sangat serius mewaspadai penyebaran virus covid-19 terkait dengan penyelenggaraan ajang olahraga multievent tersebut.
Sebelum berlangsungnya PON di Klaster Merauke, Bidang Edukasi dan Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 telah memberikan panduan kepada Panitia Pelaksana Sub Daerah untuk mempersiapkan kelengkapan venue, termasuk fasilitas penunjang prokes COVID seperti tempat cuci tangan, alur dan kapasitas penonton, dan penertiban penggunaan masker.
Baca juga: Taekwondo Jabar rutin tes antigen pastikan kesehatan jelang PON
Baca juga: Tim taekwondo Jabar nilai panitia PON terapkan Prokes secara ketat
Baca juga: Saat PON Papua, kesadaran masyarakat terapkan prokes meningkat
Pewarta: Dadan Ramdani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021