Delvintor menerjemahkan kecepatannya sejak sesi latihan bebas dan kualifikasi menjadi kemenangan telak atas I Gusti Ngurah Diva Isamayana asal Bali sebagai runner-up dengan margin 22,220 detik.
Sedangkan crosser tuan rumah Yosua Pattipi harus puas dengan medali perunggu, setelah sebelumnya di kelas 250cc beregu ia memboyong medali emas untuk Papua.
Tiba di Merauke, DKI Jakarta memiliki target mencuri medali di delapan kelas bermotor yang dipertandingkan di Papua, namun mereka harus legawa memenangi satu kelas saja.
Baca juga: Jadwal motorcross PON Papua: empat emas terakhir jadi rebutan
"Seluruh pebalap yang kami bawa ke kelasnya sudah di atas rata-rata pebalap daerah. Tapi bagaimanapun juga kami tetap bersyukur dengan hasil yang kami raih walaupun jauh dari harapan," ujar ketua umum Ikatan Motor Indonesia DKI Jakarta Anondo Eko di Merauke, Sabtu.
Delvintor sejatinya memiliki peluang mencuri emas 250cc beregu setelah finis P1 di kelas tersebut, namun rekan satu timnya, Hendra tertinggal di P10 sehingga harus merelakan gelar juara jatuh ke tangan tim tuan rumah lewat Yosua da Lantian yang finis P3 dan P4.
"Kalau kami sudah di garis start, kami punya kans yang sama. Siapa yang terbaik itu yang menang," kata Delvintor.
Baca juga: Crosser muda tuan rumah boyong emas motorcross 125cc beregu PON Papua
"Saya ingin tetap tenang, maksimalkan fokus dengan diri sendiri dan lakukan lap demi lap yang terbaik."
Sementara itu Jawa Timur mencuri emas di nomor 125cc perorangan lewat penampilan Ananda Rigi Aditya yang mengalahkan crosser muda Nakami Vidi Makarim dari tim Papua dan Lutfi Petrick asal Jawa Barat.
Kelas 125cc diikuti oleh pebalap berusia 13-17 tahun yang dibekali motor KTM SX 125 sedangkan kelas 250cc untuk pebalap di atas 17 tahun, menggunakan motor KTM SX 250. Seluruh motor yang digunakan disediakan panitia PON.
Baca juga: Tuan rumah kawinkan emas motorcross beregu PON Papua
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021