"Medali emas yang diraih Kornelis akan menjadi penyemangat bagi bangkitnya tinju di Bali. Karena terakhir yang mendapat medali emas pada ajang empat tahunan itu, yakni Pino Bahari pada pada PON XIV," katanya.
Baca juga: Jabar sabet dua emas tinju tanpa perlu tuntaskan tiga ronde
"Kami sangat bangga dengan prestasi ini. Berkat doa masyarakat Bali juga dukungan [pemerintah, KONI Bali, sponsor dan pihak-pihak terkait. Sehingga yang diharapkan sejak lama kini berbuah manis," ujar Arya yang akrab dipanggil De Gadjah.
Ia mengatakan medali emas semata wayang disabet Langu di kelas 49 kg yang menaklukan petinju NTT, Mario Kali.
Baca juga: Tiga petinju Bali lolos ke final PON XX
Sementara dua medali perak diraih Julio Bria kelas 56 kg dan Cakti Dwi Putra kelas 75 kg. Sedangkan tiga perunggu dipersembahkan Yulianus Babu (60 kg), Jekri Riwu (64 kg), Krispinus Mariano (46 kg).
"Kami bisa meloloskan enam petinju ke PON sudah sangat luar biasa dan semua petinju membawa pulang medali. Sekali lagi kami bangga dengan perjuangan para petinju," ujar dia yang juga wakil ketua DPRD Kota Denpasar.
Baca juga: Duel final tinju kelas bantam putra pertemukan dua Yulius
De Gadjah mengatakan prestasi yang diraih petinju Bali sudah luar biasa karena selama persiapan dilakukan di Bali cukup disiplin. Meski tiga petinju lolos ke final hanya merebut satu medali emas cukup membanggakan.
"Penyelenggaran PON Papua luar biasa dan penilaian wasit sangat sportif. Petinju kita bisa berprestasi asal pelaksanaan PON objektif," ucapnya.
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021