Tampil di Auditorium Universitas Cenderawasih Jayapura, mojang kelahiran 11 Maret 1993 itu turun di kelas +84kg putri dengan mengumpulkan total angkatan 677,5kg dari babak squat 295kg, bench press 165kg dan dead lift 217,5kg.
Angkatan terbaik Fitria di babak squat memecahkan rekor nasional yang ia raih pada pra-PON 2019 292kg.
Lifter Jawa Tengah Lailatul Musyafaah finis sebagai runner up kejuaraan mengumpulkan total 602kg angkatan (260kg squat, 145kg bench press dan 197,5kg dead lift) sehingga berhak atas medali perak.
Medali perunggu diraih atlet asal Riau Rini Maisuri mengumpulkan total angkatan 580kg (260kg squat, 140kg bench press dan 180kg dead lift).
Fitria mengawali babak squat 275kg dan 295kg dan memilih absen di percobaan ketiga. Namun Fitri gagal pada angkatan 175kg babak bench press sehingga membukukan angkatan terbaik 165kg.
Fitria memastikan Raihan emas setelah tampil optimal menaklukkan tiga kali percobaan angkatan babak dead lift seberat 180kg, 200kg dan 217,5kg.
"Prestasi Fitria hari ini adalah emas keenam untuk Jabar dari angkat berat. Saya bersyukur tidak ada hambatan sama sekali tadi," kata pelatih angkat berat Jabar Usdi Permana.
Laga final angkat berat masih menyisakan dua emas di kelas 120kg putra dan +120kg putra yang akan dipertandingkan hari ini.
Baca juga: Tim angkat berat Jabar penuhi target lima emas PON Papua
Baca juga: Sepuluh provinsi berburu emas pemungkas angkat berat PON Papua
Baca juga: Gara-gara selisih bobot badan, atlet tuan rumah angkat berat mengamuk
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021