Kemenangan ini menambah perolehan medali emas bagi Jakarta menjadi empat keping, serta satu perak dan dua perunggu dan semakin mengokohkan posisi mereka di puncak klasemen sementara.
"Awalnya berat ya karena di babak final ini semua punya peluang, apalagi lawannya tuan rumah yang punya dukungan sangat besar. Tapi untungnya tidak membuat kami drop dan makin semangat juga," kata Fathrah saat ditemui setelah pertandingan di Kota Timika, Kamis.
Baca juga: PB POBSI nilai peta kekuatan pebiliar PON Papua merata
Meski membukukan skor yang mengungguli lawannya, namun Fathrah/Desi tetap menemukan tantangan yang membuat mereka dalam tekanan.
Namun berkat kesabaran dan jeli dalam mencari peluang, Fathrah/Desi pun akhirnya mulai membangun dominasi permainan untuk mengungguli Silviana/Fatih.
"Tadi sebetulnya lawan punya kesempatan untuk ambil poin tapi dia malah meleset (pukulannya), nah kami ambil-ambil poin dari situ," Fathrah mengungkapkan.
Pada ajang PON Papua, baik Fathrah dan Desi sama-sama bermain di empat nomor, yaitu tunggal dan ganda putri bola 10, serta bola sembilan.
Pada nomor ganda putri bola 10, Fathrah/Desi membawa pulang medali perunggu setelah dikalahkan pasangan Amanda Rahayu/Annita Kanjaya dari Jawa Barat di babak semifinal.
Kontingen Jakarta masih berpeluang menambah perolehan satu medali emas biliar PON Papua dari nomor snooker billiard frame di melalui Jahja Johanes Halim yang masih berjuang di babak final kontra Jaka Kurniawan dari Sumatera Utara.
Baca juga: POBSI soroti pebiliar muda yang mulai unjuk gigi selama PON Papua
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021