"Perjuangan atlet-atlet Jawa Timur sangat luar biasa. Mereka bisa berbuat maksimal meski dana persiapan relatif lebih kecil dibandingkan DKI Jakarta dan Jawa Barat," tutur LaNyalla yang juga Ketua Dewan Penyantun KONI Jawa Timur dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Jumat.
Anggaran KONI Jatim untuk PON XX Papua, kata dia, memang tidak terlalu besar, sekitar Rp218 miliar.
Jumlah itu kalah jauh jika dibandingkan Jawa Barat yang mendapat dana Rp256 miliar, dan DKI Jakarta yang mencapai Rp410 miliar.
Baca juga: LaNyalla dukung Jatim juara umum PON XX
"Tapi semangat untuk memberikan yang terbaik bagi daerah membuat atlet-atlet Jawa Timur tetap kompetitif selama PON," tutur LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, kompetitifnya Jawa Timur dibuktikan dengan suksesnya Jatim menjadi juara umum di sejumlah cabang, seperti tenis lapangan, panjat tebing, dan lainnya.
"Semoga perolehan medali yang dicapai saat ini bisa menjadi pelecut bagi kontingen Jatim agar bisa berbuat lebih baik lagi pada pelaksanaan PON selanjutnya," tutur LaNyalla lagi.
Sementara itu, pelaksanaan PON XX Papua resmi berakhir, Jumat (15/10) dan ditutup secara resmi Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Jawa Barat tampil sebagai juara umum dengan raihan 133 medali emas, 105 medali perak, dan 115 perunggu.
Sementara Jawa Timur yang sempat menempati peringkat kedua hingga satu hari jelang penutupan, akhirnya harus puas berada di posisi ketiga dengan 110 medali emas, 89 perak, dan 88 perunggu.
Posisi kedua direbut DKI Jakarta di saat-saat akhir dengan 110 medali emas, 105 medali perak, dan 116 medali perunggu.
Selanjutnya, PON akan dilaksanakan tahun 2024 dengan tuan rumah bersama Aceh dan Sumatera Utara.
Baca juga: Round up - PON tersulit pun ditutup, memupus semua ragu
Baca juga: Wapres: Papua tidak hanya kaya, tetapi juga penuh talenta
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021