Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan realisasi anggaran hingga akhir Februari 2011 menunjukkan adanya surplus sebesar Rp18,5 triliun.

"Anggaran masih surplus Rp18,5 triliun," kata Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Kamis.

Bambang dalam jumpa pers bersama Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu Agus Supriyanto dan Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu Marwanto Harjowirjono menyebutkan, realisasi belanja negara hingga Februari 2011 mencapai Rp111,5 triliun atau 9,1 persen dari target APBN 2011.

Ini menunjukkan peningkatan 14,0 persen dari pencapaian periode yang sama tahun 2010 yang mencapai Rp97,8 triliun, yang didukung oleh realisasi belanja pusat Rp47,1 triliun atau 5,6 persen dari APBN 2011.

Realisasi belanja pusat didominasi oleh belanja pegawai Rp24,8 triliun atau 13,7 persen dari APBN 2011. Sedangkan realisasi transfer ker daerah didukung oleh dana perimbangan mencapai Rp60,4 triliun atau 18,1 persen dari target, yang menunjukkan peningkatan dari pencapaian 2010 sebesar Rp51,9 triliun dan dana otonomi khusus dan penyesuaian mencapai Rp4,1 triliun atau 6,9 persen lebih tinggi dari 2010 sebesar Rp1,0 triliun.

Realisasi pembiayaan mencapai Rp19,6 triliun atau 15,7 persen dari APBN 2011 yang terdiri dari pembiayaan dalam negeri Rp24,8 triliun atau 19,8 persen dari APBN dan pembiayaan luar negeri minus Rp5,2 triliun.

Sementara itu realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp130 triliun atau 11,8 persen dari target 2011 atau meningkat 10,9 persen dibanding 2010 sebesar Rp108,4 triliun.

Penerimaan perpajakan meningkat yaitu mencapai Rp108,1 triliun atau 12,7 persen dibanding Februari 2010 sebesar Rp90,7 triliun atau 12,2 persen.

"Penerimaan Bea keluar telah mencapai Rp5,1 triliun atau 100,8 persen dari target sebagai dampak tingginya harga CPO internasional di awal 2011 dengan rata-rata mencapai 1.294,5 dolar AS per metrik ton sehingga tarif bea keluar mencapai 25 persen," katanya.

Realisasi penerimaan negara bukan pajak mencapai Rp21,9 triliun atau 8,7 triliun dari target atau menunjukkan peningkatan 23,7 persen dari pencapaian 2010 sebesar Rp17,7 triliun.

"Realisasi itu dipengaruhi oleh dampak kenaikan harga komoditi energi terutama minyak dan batu bara yang mengakibatkan realisasi penerimaan migas dan pertambangan umum cuku baik di awal 2011," kata Bambang.(*)

(T.A039/B012)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011